Karolina Yunita Liwulangi : Bekerja Bukan Tentang Apa yang Dikerjakan Tapi Bagaimana Mengerjakannya
ketat didalam keluarganya yakni jika sedang berada di mobil bersama - sama, semua handphone dimatikan baik suami, anak - anak
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
"Dengar - dengar dulu kakak ambil S2, dengar - dengar su jadi dosen" begitulah yang kerap didengarnya.
Masa itu merupakan masa dimana dia dipaksa untuk mengerti diri sendiri dan harus mencintai diri sendiri supaya tidak terganggu dengan apapun kata orang.
Baca juga: Kompetisi Pra-musim, Manchester United Kalahkan Derby County 2-1 di Pride Park
"Sulit memang, tapi hal tersebutlah yang membuat kita naik level dalam kehidupan," ujarnya.
"Seperti orang bermain game, hanya orang yang sudah lolos tantanganlah yang bisa naik level," lanjutnya.
Baginya, bukan tentang apa yang orang pikirkan tentang diri kita tetapi bagaimana kita memandang diri sendiri dalam melakukan pekerjaan kita.
Dianggap remeh bukan sesuatu yang menyakitkan baginya karena tujuannya bekerja adalah mengembangkan talenta yang diberikan Tuhan, bukan untuk mencari simpati orang - orang.
Meski demikian, Nita tak memungkiri dirinya pernah sampai depresi saat awal memulai usahanya ini.
Baca juga: Airlangga : Saya Berharap ITI-PII Membantu Pemerintah Buat Centra Vaksin di Kampus
"Tapi ketika saya perkenalkan diri ke orang, 'halo saya Nita, anak pertama dari delapan bersaudara, orangtua cuma jualan sayur, puji Tuhan saya sudah sampai dititik ini. Itu cara untuk membuat saya untuk rendah hati dan tidak marah. Kekuatannya disitu," ujar Nita.
"Kita marah ketika orang menganggap remeh, ketika kita merasa diatas dan orang membanting kita. Tapi kalau kita sudah dari dasar siapa yang bisa membanting?" sambungnya.
Namun, pepatah 'hasil tidak pernah mengkhianati usaha' benar adanya. Ditahun 2019 Nita berkesempatan mewakili NTT ke Korea Selatan dengan jualannya bersama PLN Indonesia.
Saat itu, anting yang diproduksinya sudah berbahan kain tenun NTT. Selama lima hari berada di Kota Seoul, Nita juga sempat melihat - lihat dan membeli anting - anting untuk kemudian dijual di Kota Kupang.
SMART LEARNING CENTER KUPANG yang dibangunnya pada tahun 2015 silam juga kini telah berkembang. Tempatnya bersebelahan dengan Ensikei yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan III, No. 39 A, Walikota, Kupang, sehingga memudahkan Nita untuk bekerja.
Baca juga: Ruas Jalan Waingapu-Melolo Sumba Timur Sedang Ditambal
Pagi hari di Ensikei dan sore hari di SMART LEARNING CENTER KUPANG.
Setelah dua tahun Smart Learning Center berjalan (2017), Nita semakin sibuk dan waktunya sangat berkurang bahkan tidak cukup untuk dibagi dengan ketiga buah hatinya.
"Saat itu berat untuk memilih. Anak - anak jadi sering sakit. Mau lepas pekerjaan tetap, ini siapa yang tidak mau jadi dosen tetap mengingat dari titik awal saya memulai. Mungkin bagi sebagian orang pekerjaan sebagai dosen itu 'ah cuma dosen' tapi bagi saya itu luar biasa. Tapi disisi lain apakah saya harus melepas SMART Learning Center yang notabene adalah "anak" saya, saya yang bangun," ungkapnya.