Menelusuri Mistiknya Kampung Adat Lewokluok Flores Timur

Masyarakat adat Demon Pagong memiliki kepercayaan terhadap dewa langit dan dewa bumi yang melindungi mereka

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/AMAR OLA KEDA
Kampung adat Lewokluok, Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur 

Menelusuri Mistiknya Kampung Adat Lewokluok Flores Timur

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Amar Ola Keda

POS-KUPANG.COM,LARANTUKA-Lewokluok merupakan salah satu desa dari tujuh desa yang ada di Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur.

Desa ini merupakan salah satu desa wisata yang terkenal dengan kampung adatnya. 

Lewokluok berjarak kira-kira 25 KM dari Kota Larantuka yang menjadi pusat ibu kota kabupaten.

Saat ini, kampung adat Lewokluok masuk nominasi 10 besar Ajang Pesona Indonesia (API) tahun 2021. 

Baca juga: Kabupaten Flores Timur Dapat Jatah 10 Unit Pembangunan Menara BTS

Kampung adat Lewokluok Letaknya berada di tengah permukiman suku-suku yang ada di Demon Pagong.

Di tengah kampung adat, terdapat Koke Bale" yang dikelilingi rumah-rumah adat suku.

Koke Bale berbentuk menyerupai rumah panggung yang tidak berdinding dan ditopang oleh sejumlah tiang dengan lukisan motif khas suku setempat. 

Di dalam Koke Bale, disimpan seperangkat gong gendang yang digunakan saat ritual adat. Ada juga tulang-tulang hewan kurban yang dipajang di keliling Koke Bale.

Baca juga: Mulai 1 Juli, Masuk ke Kabupaten Flores Timur Harus Kantongi Hasil Rapid Antigen

Adat ini memiliki fungsi sebagai tempat berkumpulnya tetua adat dalam melaksanakan ritual adat.

Selain itu  melaksanakan pertemuan untuk merencanakan seluruh rangkaian kegiatan di masyarakat seperti upacara membersihkan dan memperbaiki rumah adat.

Rumah adat ini juga menjadi tempat pemujaan atau sejenis kuil.

Masyarakat adat Demon Pagong memiliki kepercayaan terhadap dewa langit dan dewa bumi yang melindungi mereka yang dengan sebutan "Rera Wulan Tana Ekan".

Baca juga: Ini Datanya, Penderita HIV/AIDS di Bumi Nagi Kabupaten Flores Timur Mencapai 385 Orang

Rumah adat ini dianggap sebagai bangunan sakral oleh masyarakat adat sekaligus identitas suku-suku yang ada di Demon Pagong.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved