Kabupaten Flores Timur Dapat Jatah 10 Unit Pembangunan Menara BTS
Menteri Komunikasi bdan Informatika, Johnny Plate fokus menyelesaikan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di seluruh wilayah terdepan, tertingg
Kepala Dinas Kominfo Flotim, Elisabeth Kendari Hallan (POS-KUPANG.COM/AMAR OLA KEDA)
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Amar Ola Keda
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Menteri Komunikasi bdan Informatika, Johnny Plate fokus menyelesaikan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di seluruh wilayah terdepan, tertinggal dan terpencil (3T). Khusus di Provinsi NTT, akan dibangun 421 menara BTS di desa-desa yang selama ini belum tersentuh jaringan internet ataupun telepon.
Meski tidak masuk dalam wilayah 3T, namun dari 421 BTS, Kabupaten Flores Timur (Flotim), mendapat jatah 10 menara BTS yang akan ditargetkan rampung tahun ini.
Kepala Dinas Kominfo Flotim, Elisabeth Kendari Hallan, mengatakan 10 desa yang mendapat program itu diantaranya, Desa Waiula kecamatan Wulanggitang mendapatkan dua BTS, Telkomsel dan XL. Desa Pantai Oa kecamatan Wulanggitang mendapat satu XL, Desa
Bokang Waimatan, kecamatan Titehena mendapatkan satu Telkomsel, Desa Lewokluok, kecamatan Demon Pagon mendapatkan satu Telkomsel dan satu XL, Desa Bama kecamatan Demon Pagon dapat satu XL, Desa Sina Malaka kecamatan Tanjung Bunga mendapatkan satu XL, Desa Balok Herin kecamatan Lewolemae dapat satu Telkomsel dan Desa Lewo Bele kecamatan Tanjung Bunga mendapatkan satu XL.
"Semuanya dalam proses survei titik koordinat. Setelah survei, petugas teknis bersama kepala desa melaporkan ke dinas perijinan atau diinas terkait, lalu dinas Kominfo turun verifikasi lokasi dan mencatat titik koordinatnya," ujarnya kepada wartawan, Rabu 30 Juni 2021.
Ia mengatakan, tahun 2021, dinas Kominfo Flotim mengusulkan 41 BTS ke kementerian komunikasi dan informatika. Dari 41 itu, terdapat 31 desa yang masih kategori blank spot atau jaringan rendah.
Baca juga: Cegah Covid-19, Kompetisi Sepakbola Liga 3 ETMC Lembata Ditunda
"Kita usulkan lebih banyak, karena pertimbangannya, masih ada 31 desa masuk blank spot. Tapi baru dikabulkan 10 BTS untuk tahun ini. Sisanya masih diproses di kementerian. Targetnya tahun ini rampung," katanya.
Ia mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi terkait pembangunan menara BTS di Flores Timur, diantaranya, topografi wilayah yang berbukit dan pembebasan lahan.
"Ini program dari pemerintah pusat, kita yang siapkan lahan. Statu lahannya hibah. Disiapkan oleh desa setempat, tanpa uang sirih pinang. Masyarakat harus berpikir ke depan. Jika ditolak, maka bisa dipindahkan ke desa lain, karena banyak desa yang sudah siapkan lahannya," tandasnya. (*)
Berita Flores Timur