Jenazah Covid di Pelosok Ende Diduga Terlantar, Anak Ikut Gendong Tidak Pakai APD Lengkap

Jenazah Covid di Pelosok Ende Diduga Terlantar, Anak Ikut Gendong Tidak Pakai APD Lengkap

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Gordy Donofan
Istimewa
Petugas kesehatan dan seorang perempuan tanpa APD gotong jenazah Covid di Desa Kanganara, Ende, Kamis 25 Juni 2021. 

Karena LL diduga kuat pernah kontak erat dengan pasien Covid-19 yang saat ini dirawat di RSUD Ende, kata Kapus, para tenaga kesehatan lalu melakukan swab antigen terhadap LL yang sudah meninggal dunia dan hasilnya positif.

Menurutnya pasien Covid-19 yang pernah kontak erat dengan LL, berasal dari desa tetangga Kanganara, yakni desa Unggu.

Dia mengakui, tenaga kesehatan memang tidak langsung bergerak setelah menerima laporan warga, karena di waktu sama, ada swab antigen di Puskesmas, yang mana, enam tenaga kesehatan positif terpapar Covid 19.

Di hari yang sama juga, lanjutnya, tenaga kesehatan melakukan tracing di desa Unggu, hasilnya 10 orang positif Covid-19.

Baca juga: Bupati Ende Djafar Achmad :  Ada Pejabat Dinonjob Akibat Tidak Disiplin

Lanjutnya, berdasarkan keterangan dari anak LL, LL alami batuk dan pilek sejak kemarin dulu, Rabu 23 Juni 2021.

Sejak saat itu, anak, istri dan dua cucu LL, yang tinggal serumah, tidak kontak langsung dengan LL.

Ditanya mengenai identitas perempuan dewasa yang ikut mengendong jenazah LL, Kapus belum bisa memastikan.

Namun informasi yang ia himpun, perempuan dewasa tersebut merupakan istri LL.

Terkait penerapan protokol kesehatan dalam proses pemakaman, Kapus mengaku, di Desa Kanganara tidak ada APD.

Sementara di Puskesmas, stoknya hanya itu petugas kesehatan sementara kantong jenazah juga tidak ada.

Baca juga: Pelantikan Ratusan Pejabat di Kabupaten Ende Tanpa Sambutan Bupati

"Nah waktu itu saya coba minta Kades dan Sekcam pinjam di desa Unggu desa tetangga, tapi tidak ada juga. Karena takut jenazah membusuk makanya pakai terpal," ujarnya.

Sementara itu, Kades Kanganara, Emanuel Dame, kepada POS-KUPANG.COM, memastikan bahwa perempuan dewasa yang ikut menggendong LL merupakan anak LL.

"Itu anaknya, inisialnya F. Dia juga terkonfirmasi positif, saat tenaga kesehatan periksa di rumah, sebelum LL dimakamkan. Kalau istri dan dua cucu LL hasilnya negatif," ungkapnya.

Menurutnya, warga Detunio saat ini pasca meninggalnya LL, takut keluar rumah. Sementara anak perempuan LL, menjalani isolasi mandiri di rumah.

Menurutnya, ketika LL meninggal dunia tidak ada warga yang berani mendekat, termasuk dirinya, kecuali anak perempuan LL.

Baca juga: Giliran Warga Rorurangga Pulau Ende yang Protes Kenaikan Tarif Kapal

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved