Opini Pos Kupang

SR. Robertilde, SspS, Melayani Tanpa Batas

Sekolah Tentang Hidupnya Sr. Robertilde, Wihelmina Anthonia van de Meer, SSpS, atau biasa di panggil Sr. Rober, adalah seorang biarawati katolik

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto SR. Robertilde, SspS, Melayani Tanpa Batas
DOK POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

Dalam situasi seperti itu Suster dipercayakan menjadi Koordinator KBA (Keluarga Berencana Alami) Keuskupan Ruteng dan bergabung dalam tim Katekese dan Kursus Kitab Suci bagi kelompok kategorial.

Mulai Tahun 2003 Suster menjadi Narasumber/pembicara dalam diskusi on-air di Radio Lumen milik SVD Ruteng tentang HIV-AIDS dan Keluarga Berencana Alami (KBA).

Ia menghabiskan sisa hidupnya bersama dengan sesama Susternya di Komunitas St. Rafael Cancar, tempat di mana ia menghembuskan nafasnya yang terakhir pada tanga 18 Juni, 2021.

Melayani Tanpa Batas

Semangat menjadi religious misionaris telah membawanya melayani melampaui batas.

Dia pergi melampaui batas latarbelakang budaya, batas bahasa, batas ras, batas keyakinan, batas geografis, dan singkatnya, batas perbedaan dalam banyak aspek kehidupan.

Baca juga: Opini Pos Kupang:Ekspresi Budaya Kesabaran Dalam Menanti Hasil Pemilu 2019

Ketika kakinya menginjak tanah Manggarai, keadaan Flores umumnya dan Manggarai khususnya dapat digambarkan seperti yang dikatakan Paus Yohanes Paulus II dalam Ensilkliknya Redemptoris Missio; sebagai tempat di mana "kurangnya komunitas Kristen yang cukup dewasa untuk dapat menginkarnasikan iman di dalam kehidupan mereka sendiri dan mewartakannya kepada kelompok lain."

Dalam situasi ini, lanjutnya, karya pelayan seorang misonaris-misionaris haruslah menangani "pelayanan pastoral."

Kehadiran Sr. Robertilde, SSpS di tanah Manggarai telah membawa banyak orang mengalami kasih Tuhan sebagai sumber kehidupan.

Dia telah merawat mereka, dia mengarahkan mereka untuk menikmati dan memaknani program Keluarga Berencana Alami.

Baca juga: Opini Pos Kupang 13 Mei 2019:Indonesia My Lovely Country

Peter C. Phan dalam bukunya "In Our Own Tongues," menyebutkan empat sikap dan praktik dari seorang religius misionaris yang harus ada ketika pelayanan mereka melintasi sekat-sekat di dunia saat ini, sebagaimana dikutip dari Robert Schreiter; "spiritualitas kehadiran, spiritualitas kenotik, rekonsiliasi, dan antropologi yang menyeluruh."

Saya ingin membagikan dalam tulisan ini bagaimana Sr. Robertilde, SSpS menghidupi keempat sikap itu sebagai seorang religious misionaris perempuan SSpS yang melayani semua orang tanpa ada batas.

Manggarai adalah sebuah daerah yang sangat luas. Ketika Sr. Robertilde tiba di tempat ini, akses transportasi masih sangat minim.

Dan ke dalam situasi inilah dia mulai mewartakan tentang kelimpahan sebuah kehidupan.

Dia pergi dari desa ke desa, dari kampung ke kampung mengajarkan kepada begitu banyak orang tentang bagaimana merencanakan sebuah kehidupan keluarga yang alami.

Baca juga: Opini Pos Kupang:Ekspresi Budaya Kesabaran Dalam Menanti Hasil Pemilu 2019

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved