Penjelasan Pihak RSUD Larantuka Terkait Jenazah yang Dimuat Pakai Mobil Pikap
Penjelasan pihak RSUD Larantuka terkait jenazah yang dimuat pakai mobil pikap
Penjelasan pihak RSUD Larantuka terkait jenazah yang dimuat pakai mobil pikap
POS-KUPANG.COM | LARANTUKA- Jenazah Benediktus Boli Hayon asal Wotan Ulu Mado dimuat menggunakan mobil pikap, Selasa 25 Mei 2021. Menurut pihak keluarga, hal itu terpaksa dilakukan lantaran lambannya petugas RSUD menyiapkan mobil jenazah.
Menanggapi itu, manajemen RSUD Larantuka membantah adanya kelalaian petugas di kamar jenazah.
"Petugas sudah laksanakan tugas sesuai SOP. Keluarga jenazah yang tidak mau bersabar. Ambulans sudah kita siapkan, tapi mereka malah memilih pakai pickup. Jenazah juga keluarga yang mendorong sendiri dari ruangan jenazah. Padahal aturannya, harus petugas RSUD," ujar Kasubag Umum dan Kepegawaian RSUD Larantuka, Viktorius R. Goran kepada wartawan, Jumat 28 Mei 2021.
Baca juga: Luar Biasa Pemkab Manggarai Tiga Kali Berturut-Turut Raih Opini WTP Terkait LKPD
Baca juga: Ketua Komisi II DPRD NTT: Kita Kelola Hutan dan Alam Sekitar dengan Baik
Ia menuturkan, di malam itu, ada satu pasien covid-19 di ruangan isolasi yang juga membutuhkan mobil ambulans. Saat bersamaan, pasien bernama Benediktus Boli Hayon juga dinyatakan meninggal dunia. Jenazah itu lalu di bawah ke ruangan pemulasaraan oleh petugas.
Petugas lalu menyampaikan ke keluarga jenazah untuk bersabar, karena mobil ambulans sedang disemprot cairan disinfektan. Namun, pihak keluarga malah buru-buru memasukan mobil pickup ke ruangab jenazah.
"Mobil jenazah ada dua, tapi yang satunya masih dalam perbaikan. Sehingga hanya satu yang beroperasi. Sementara malam itu, mobil itu barusan muat pasien covid, sehingga harus disemprot cairan disinfektan sebelum memuat jenazah. Itu SOP-nya sesuai prokes," katanya.
Baca juga: Proyek Pekerjaan Jalan di Dinas PUPR TTU Telah Memasuki Tahap Pelaksanaan
Baca juga: Realisasi Penyerapan Anggaran di Ngada Pada Tahun Anggaran 2021 Masih Dibawah 10 Persen
"Petugas sudah jelaskan ke keluarga agar bersabar sebentar. Tapi saat dijelaskan, salah satu keluarga pasien malah marah-marah karena lama menunggu ambulans. Sebelumnya sebanyak tiga kali keluarga tanyakan mobil ambulans ke ruangan IGD. Keluarga berkeyakinan bahwa lama menunggu, padahal jeda waktu sopir mobil ambulans datang dan mereka menunggu itu tidak lama, hanya beberapa menit saja. Malah, saat mobil ambulans datang, keluarga malah masukan mobil pickup. Mereka mati-matian naik pickup, tidak mau naik ambulans. Padahal, sesuai aturan tidak bisa," sambungnya.
Ia mengatakan, terkait kondisi itu, pihaknya berencana mengajukan penambahan mobil ambulans melalui dana DAK.
"Dengan kondisi begini, kami akan ajukan usulan penambahan mobil jenazah. Karena mobil ambulans digunakan untuk pasien rujukan," katanya.
Sementara itu petugas kamar jenazah, Yolan Beni Hinga mengatakan, sebelum memandikan jenazah, petugas menjelaskan ke pihak keluarga terkait proses pemulasaraan jenazah. Setelah selesai mengurus jenazah, petugas lalu menyampaikan ke keluarga agar bersabar karena mobil ambulans sedang dalam proses penyemprotan.
Meski sudah dijelaskan, namun keluarga malah marah-marah dan mengeluarkan sendiri jenazah dari ruangan. Saat itu, sebuah mobil pickup milik keluarga masuk dan parkir di depan kamar jenazah. Padahal disaat bersamaan, mobil ambulans RSUD pun tiba. Tapi keluarga malah mati-matian muat ke mobil pickup
"Mobil ambulans datang ke kamar jenazah, hanya beberapa menit saja, tidak lama. Keluarga juga lihat sendiri. Tapi karena keluarga tidak bersabar dan memuat jenazah ke mobil pickup," jelasnya.
"Saya sempat tegur sopir pickup agar keluar dan beri jalan untuk mobil ambulans, karena mau muat jenazah. Tapi keluarga tetap menolak naik ambulans," tambahnya.
Hal yang sama dijelaskan petugas kamar jenazah, Master Ngari. Menurut dia, sebagai petugas yang piket malam itu, sebelumnya ia sudah menjelaskan ke seorang keluarga sebagai penanggungjawab terkait SOP pengurusan jenazah hingga diangkut ambulans.