Opini Pos Kupang

Multi-Talenta Generasi Milenial Lokal

Atribut generasi milenial selalu dihubungkan dengan generasi yang berpendidikan; generasi yang peduli pada pola hidup sehat

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Multi-Talenta Generasi Milenial Lokal
DOK POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

Dalam membahas orientasi generasi milenial lokal menuju satu abad kemerdekaan Indonesia tahun 2045, patut dipahami dan digarisbawahi bahwa pendidikan merupakan jembatan bagi generasi milenial lokal untuk proses aktualisasi multi-talenta serta realisasi keterampilan secara khusus melalui model pendidikan vokasi.

Sejarah perjalanan pendidikan vokasi perlu dilihat lagi serta dikembangkan terus sebagai model pendidikan alternatif yang diutamakan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendidikan vokasi dan alumninya kontribusi tenaga kerja dan daya cipta yang mengagumkan bagi pembangunan bangsa.

Konsep pendidikan vokasi memang tidak terlepas dari SMK, akademi komunitas, akademi, dan Politeknik.

Konteks pendidikan vokasi justru merupakan sambungan dan koneksi dengan visi Presiden Joko Widodo pada bulan Mei 2019 tentang sumber daya cipta manusia yang hebat dan unggul. Visi Presiden Joko Widodo menegaskan peranan pendidikan vokasi yang bertumpu pada empat pilar Visi 2045 yaitu: pertama, pembangunan sumber daya cipta manusia dan penguasaan Iptek.

Kedua, pembangunan ekonomi berkelanjutan. Ketiga, pemerataan pembangunan. Keempat, penguatan ketahanan nasional serta tata kelola pemerintahan yang baik dan benar.

Nilai Suatu Akademi Komunitas

Berbicara tentang Akademi Komunitas, tidak mungkin dilepaskan dari asas hukum. Menurut UU No.12 Tahun 2012, Pasal 59 tentang Bentuk Perguruan Tinggi, Akademi Komunitas adalah Perguran Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi setingkat diploma satu dan atau diploma dua dalam satu atau beberapa cabang ilmu pengetahuan dan atau teknologi tertentu yang berbasis keunggulan lokal atau untuk memenuhi kebutuhan khusus.

Berdasarkan data akademi komunitas.ristekdikti.go.id tercatat 91 Akademi Komunitas Negeri (AKN) tersebar di seluruh kabupaten/kota Indonesia. Ke-91 AKN (18 persen) merupakan representasi dari 514 kabupaten/kota di Indonesia. Betapa jauh dari harapan 100 persen AKN hadir di 514 kabupaten/kota se-Indonesia. Sementara satu abad kemerdekaan Indonesia dengan ekspektasi tinggi pada generasi baru masih tertinggal 24 tahun ke depan.

Semoga pemerintah dan pihak swasta tidak lupa akan visi emas 2045, sehingga mengejar ketertinggalan dan menciptakan sumber daya manusia Indonesia.

Akademi Komunitas sebagai salah satu bentuk perguruan tinggi vokasi di tanah air dipercayai memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas dalam menciptakan generasi baru seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Akademi Komunitas sebagai model pendidikan vokasi setingkat diploma satu dan diploma dua, mampu menciptakan keterampilan generasi milenial lokal basis keunggulan lokal. Karena itu, kontribusi Akademi Komunitas tidak hanya terbatas pada ke-91 kabupaten/kota melainkan diperluas mencapai514 kabupaten/kota di Indonesia.

Mendikbud (2009-2014) Mohammad Nuh menunjukkan tujuan Akademi Komunitas dengan sangat jelas sebagai penguatan pendidikan vokasi dan peningkatan angka partisipasi kasar pendidikan tinggi. Dengan demikian, siswa lulusan SMK yang linear dengan akademi komunitas. berpeluang besar untuk melanjutkan pendidikan tinggi pada akademi komunitas.

Dengan kata lain, alumni SMK boleh memilih bidang pertanian, kehutanan, perikanan, teknologi informasi, otomotif, pariwisata, perhotelan, administrasi perkantoran, dan akuntansi pada akademi komunitas yang tersedia di kabupaten/kota Indonesia.

Merujuk pada konteks visi emas 2045, minat dan kemampuan alumni SMK sepatutnya terarah pada linearitas keterampilannya. Selain itu, keunggulan lokal dan budaya lokal yang melekat dalam diri alumni SMK tentu memiliki konsekuensi logis yang jelas yaitu meningkatkan kemampuan dan keterampilannya pada akademi komunitas basis keunggulan lokal.

Baik akademi komunitas negeri maupun swasta, tentu menyediakan program studi yang selaras dengan keunggulan lokal, budaya lokal, serta kebijakan lokal pemerintah daerah kabupaten/kota. Seruan penting di sini adalah pemerintah lokal dan pihak swasta setempat perlu duduk bersama dan menyepakati untuk menyiapkan generasi milenial lokal menjajagi visi emas satu abad kemerdekaan Indonesia tahun 2045.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved