Bebatuan Dalam Kawah Kelimutu Kabupaten Ende Mulai Terlihat, Air Menyusut dan Keruh
memiliki tiga kawah, masing - masing dengan warna air yang berbeda - beda dan seringkali terjadi perubahan warna dan tone warna.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Namun, menurutnya, kondisi air kawah tiga memang tak semenarik kawah satu dan dua yang tampak penuh menyentuh dinding kawah. Hal senada disampaikan rekan Taber, Hariyono. "Airnya tidak banyak seperti di kawah lain," kata Hariyono.
Sejumlah pengunjung lain yang diwawancarai POS-KUPANG.COM tidak mau berkomentar. Mereka mengaku lebih ingin menikmati waktu untuk berfoto - foto.

Baca juga: Pengunjung Taman Nasional Kelimutu Jangan Beri Makan Monyet Ekor Panjang
Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu, Agus Sitepu, kepada POS-KUPANG.COM, membenarkan bahwa permukaan air danau Kelimutu kawah tiga turun.
Menurutnya, pihaknya tidak punya kapasitas atau wewenang untuk menjelaskan penyebab turunnya permukaan air tersebut.
Berbeda dengan perubahan warna dan tone warna yang seringkali terjadi, turunnya permukaan air danau, kata Agus, baru pertama kali terjadi sejak danau Kelimutu ditemukan pada 1915 silam.

"Itu terpantau (turunnya permukaan air di danau Kelimutu kawah tiga) sejak 2019, sebelumnya belum pernah terpantau ada penurunan. Saya tidak tau sebabnya apa, tanya pada yang berkompeten turunnya karena apa," kata Agus.
Dia menerangkan, danau Kelimutu merupakan danau vulkanik, jadi pihak yang memantau dan berkapasitas menjelaskan yakni dari Pos Pengamatan Gunung Api.
Permukaan Air Turun Sejak Juni 2019
Gabriel Ragho kepala Pos Pengamatan Gunung Api Kelimutu kepada POS-KUPANG.COM, menjelaskan, turunnya permukaan air di danau kawah tiga terpantau sejak Juni 2019.
Baca juga: Balai TN Kelimutu Launching Program Konservasi, Elang Flores Terancam Punah
Dia katakan pihaknya sudah melaporkan ke pusat Vulkanologi di Bandung. Kala itu, lanjutnya, penurunan permukaan air belum terlalu signifikan. Namun kondisi saat ini turunnya sudah signifikan.

Menurutnya penurunan permukaan air turun bisa disebabkan oleh banyak faktor antara lain, cuaca, suhu permukaan meningkat, ada penyerapan atau penyusupan air ke dalam tanah.
Namun, lanjutnya, untuk memastikan penyebabnya, volume air saat ini, harus dilakukan melalui riset atau penelitian oleh ahli. "Sampai saat ini belum ada penelitian," ungkapnya.
Gabriel mengakui, akibat turunnya permukaan air, bebatuan di danau mulai kelihatan. "Dulunya batu - batu di danau tidak kelihatan tetapi sekarang sudah kelihatan," kata Gabriel.
Gabriel menyebut, dulu pernah dilakukan penelitian oleh para ahli soal volume air masing-masing kawah. Rinciannya kawah satu 446 ribu meter kubik, kawah dua 501 ribu meter kubik dan kawah tiga 345 ribu meter kubik.

Namun, sampai saat ini, kata Gabriel, belum pernah dilakukan kembali dilakukan penelitian.