Ratusan Warga Dari 2 Kampung di Labuan Bajo Konsumsi Air Kali
Sebanyak 2 desa di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) mengonsumsi air kali
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
Warga direlokasi dari Lengkong Pau karena terdampak bencana banjir, bahkan tidak sedikit korban meninggal.
Dampak warga yang mengonsumsi air kali, aku Paulus, banyak warga yang terkena penyakit ginjal, diare bahkan kanker ganas.
Hal tersebut diduga karena air yang tidak layak konsumsi dan diduga tercemar oleh pestisida.
"Karena masyarakat Lobohusu selalu mengonsumsi air dari sungai (kali), yang notabene air itu mengalir dari sawah-sawah sekitar dan sudah tercemar pestisida. Sehingga, tidak heran ada masyarakat di sana ada yang terkena penyakit ginjal, ada yang diare, bahkan ada anak yang terkena kanker, anak safir yang kelas 5 SD itu, yang sudah diekspos oleh media," jelasnya.
Menurut Paulus, pihaknya selalu mengusulkan pemenuhan air bersih bagi warga Kampung Lobohusu di Musrembang.
Selanjutnya, pihak Perumda Wae Mbeliling merespon dengan baik, sehingga direncanakan pada 2022 mendatang, warga akan mendapatkan layanan air bersih.
"Kepada pemerintah, tolong cepat, segeralah. Itu sudah berapa puluh tahun," katanya.
Menurutnya distribusi air bersih akan lebih mudah, sebab melalui anggaran dana desa 2017 lalu, telah dibuka akses jalan ke Kampung Lobohusu.
"Dana desa 2017 saya sudah prioritaskan ke sana," katanya.
Diberitakan sebelumnya, warga satu kampung di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), selama puluhan tahun mengonsumsi air kali yang diduga telah tercemar pestisida, Sabtu (15/5/2021).
Warga satu kampung itu tinggal di Kampung Lobohusu Dusun Marombok, Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo Kabupaten Mabar.
Sehari-hari, sebanyak 55 kepala keluarga (KK), menimba air sejauh 1 kilometer di kali Wae Mese.
Aktivitas warga ini dilakukan setiap pagi dan sore hari, karena di kampung itu tidak terdapat sumber air maupun layanan air bersih dari pemerintah.
Warga biasanya menggunakan jeriken berbagai ukuran untuk menimba air kali yang terlihat keruh, bahkan terlihat berlumut.
Mereka menyusuri perumahan warga, areal persawahan, kebun milik warga hingga sampai di bibir kali.