Otto Gusti Tepis STFK Ledalero Merger

Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero, Dr Otto Gusti Madung menepis STFK Ledalero dimerger dengan PTS lainnya di NTT

Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA
Pater Dr. Otto Gusti Madung SVD 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero, Dr Otto Gusti Madung menepis STFK Ledalero dimerger dengan Perguruan Tinggi Swasta ( PTS) lainnya di NTT.

Ia menyebut jumlah mahasiswa STFK Ledalero di atas 1.000 orang, melebihi syarat merger kampus swasta yang ditetapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristekt).

"Mahasiswa STFK Ledalero sekarang berjumlah 1239 orang, dengan perincian 1051 mahasiswa Program Studi S1 Filsafat, 44 mahasiswa Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik dan 144 mahasiswa Program Studi Magister Teologi," jelas Otto Gusti dalam keterangan tertulisnya yang diterima Pos Kupang, Selasa (11/5/2021).

Berdasarkan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI), lanjut Otto Gusti, STFK Ledalero berada pada status A yang artinya aktif. Pelaporannya hingga saat ini dinyatakan 100 persen dan tidak pernah mengajukan pembukaan seting periode untuk perbaikan pelaporan.

Baca juga: Dua Bocah Kakak Beradik di Kota Kupang Ditelantarkan Orangtuanya

Baca juga: Kemenkumham NTT Dorong HAKI: Jangan Klaim Kalau Tidak Daftar (Selesai)

"Untuk prestasi ini, pada tahun 2020 ketika masih bergagung dengan LLDIKTI VIII, STFK Ledalero mendapat peringkat I atau Sistem Pangkalan Data terbaik untuk Perguruan Tinggi di LLDIKTI VIII," bebernya.

Tidak Mudah

Terpisah, Ketua Yayasan Pendidikan Citra Masyarakat Mandiri, Wilfridus Muga mengaku pihaknya sudah mengetahui Kemendikbudristek memerger kampus swasta yang mahasiswa kurang dari 1.000 orang.

Yayasan Pendidikan Citra Masyarakat Mandiri menaungi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Citra Bakti Ngada.

Wilfridus yakin STKIP Citra Bakti Ngada tidak dimerger karena jumlah mahasiswa sebanyak 1.021 orang.

Baca juga: Bank Mandiri Taspen Berikan Bantuan Kepada Korban Bencana Siklon Seroja

Baca juga: Prima Isuzu Kupang Promo Menarik: Leonardus Jamin Keunggulan Isuzu ELF NMR71

Ia juga menyatakan, untuk menggabungkan kampus tidak semudah yang diwacanakan oleh Kemendikbudristek. "Pertama peringatan. Kedua, pembinaan dari kementerian untuk bagaimana kita menaikan jumlah. Jika itu sudah tidak bisa lagi, ya silahkan kementerian ambil sikap," katanya.

Wilfridus menduga, pemberitaan mengenai wacana merger mengacu pada data statistik tahun 2018. "Memang sudah ada beberapa kampus yang dimerger, tapi itu sudah melalui tahapan pembinaan oleh kementerian."

Ia mengungkapkan, berdasarkan data terakhir, jumlah mahasiswa STKIP Citra Bakti Ngada sebanyak seribu lebih.

"Kalau di STKIP Citra Bakti Ngada, jumlah mahasiswa sekitar 1.021 orang. Jadi kalau ada wacana untuk merger, bagi kami tidak masalah. Kalau 2018 data statistik saat itu. Tahun 2019 ada peningkatan, tahun 2020 ada peningkatan, belum lagi tahun 2021," ujar Wilfridus.

Sementara itu manajemen Sekolah Tinggi Theologia Terpadu (STTT) Waingapu, Kabupaten Sumba Timur belum mengetahui informasi terkait rencana merger PTS yang dilakukan Kemendikbudristek.

"Kami belum dapat informasi soal merger itu," kata Ketua STTT Waingapu, Pdt Dr Andreas Hani di Waingapu, Jumat (7/5).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved