Gerdal Atasi Hama Walang Sangit di Persawahan Bhera-Sikka
Anggota Kelompok Tani Poilima, Desa Bhera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka melakukan Gerdal
Penulis: Aris Ninu | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | MAUMERE-Anggota Kelompok Tani Poilima, Desa Bhera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka melakukan Gerdal ( Gerakan Pengendalian) memberantas hama walang sangit yang dilakukan secara serentak dan bersama-sama di hamparan padi sawah poilima dengan total luas lahan 5 ha.
Kegiatan gerdal ini dilaksanakan menyusul adanya keluhan dan laporan anggota poktan mengenai tanaman padi milik kelompok tani yang terserang hama walang sangit yang cukup tinggi dan sudah melebihi ambang batas.
Menyikapi laporan petani itu, Petugas POPT Kecamatan Mego, Herminigildus Dadu, SP bersama Penyuluh Pertanian Desa Bhera, Maria Agustina Dua Nona langsun terjun ke lokasi dan melakukan pengamatan.
Dari hasil pengamatan tersebut diketahui tanaman padi yang terserang pada fase bunga sampai masak susu, terdapat bulir-bulir padi yang rusak dan intensitas serangannya cukup tinggi dengan kepadatan populasi 20 ekor/m2. Maka itu pihak petugas lalu merekomendasikan agar hama dikendalikan denggan menggunakan racun pestisida jenis insektisida yang berbahan aktif BPMC 500 g/l.
Baca juga: Universitas Timor Sukses Selenggarakan UTBK-SBMPTN
Baca juga: Sejarah Zakat dan 5 Keutamaannya
Petugas lalu melaksanakan kegiatan Gerdal kali ini dilaksanakan secara massal dengan melibatkan Para Penyuluh BPP Kecamatan Mego, Petugas POPT (Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman) Kecamatan Mego serta anggota kelompok tani Poilima Desa Bhera yang berjumlah 17 orang pada tanggal 25 April 2021 lalu.
Regina Rere,selaku Ketua Kelompok Tani kepada wartawan mengaku ada sekitar 5 Ha lahan sawah yang mulai diserang hama walang sangit.
"Kami langsung melaporkan permasalahan ini kepada Ibu Ina PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) Desa Bhera dan kami sangat berterima kasih mengingat laporan kami,langsung ditindaklanjuti oleh Petugas POPT dan Para Penyuluh BPP Mego," kata Regina.
Koordinator BPP Kecamatan Mego, Fransiskus A. Adritrianto,SP kepada wartawan dalam rilisnya mengatakan, sebelum dilakukan kegiatan gerdal, anggota poktan terlebih dahulu diberikan penyuluhan dan pemahaman tentang teknis pengendalian OPT secara terpadu. Selanjutnya, dilakukan gerakan dan pengendalian hama walang sangit melalui penyomprotan massal agar penyebaran hama walang sangit tidak semakin meluas sehingga tidak mengancam produktivitas tanaman padi.
Baca juga: Danilla Riyadi: Deg-degan
Baca juga: Sarung, Baju dan Ayam Jantan Dicuri, Warga Desa Kajowair Ini Lapor Polisi
Ia mengungkapkan, pihaknya juga juga menghimbau kepada anggota poktan harus tetap waspada terhadap serangan hama dan terus melakukan pengamatan dilahan sawahnya masing-masing anggota secara rutin.
"Kalau turun kesawah selalu perhatikan tanaman padinya, terutama yang diperhatikan ialah rumpun padinya harus dibuka dan diamati mulai dari batang sampai dimalai,apakah ada hama dan penyakitnya?. Kalau ada segera dilaporkan kepada PPL setempat sehingga permasalahan bisa cepat diatasi," kata Fransiskus.
Sementara itu, Herminigildus Dadu, SP. selaku Petugas POPT Kecamatan Mego pada kesempatan yang sama mengatakan,setelah mendapat laporan petani, saya bersama penyuluh setempat langsung melakukan pengamatan lapangan bahwa benar adanya serangan walang sangit seluas 5 Ha.
"Kami langsung bergerak menangani permasalahan ini.Serangan hama walang sangit terjadi ketika tanaman padi memasuki fase generatif matang susu, walang sangit menghisap cairan tanaman khususnya bulir padi sehingga menyebabkan bulir-bulir padi menjadi hampa," kata Herminigilus.
Ia juga menambahkan Pengendalian hama walang sangit harus dilakukan dengan mengacu pada 6T Pengendalian yakni tepat jenis pestida, tepat dosis atau konsentrasi, tepat waktu, tepat mutu, tepat sasaran dan tepat cara penggunaannya. Pihaknya juga memberikan cara menangani walang sangit, sehingga diharapkan ke depan jika terjadi kasus yang sama, anggota poktan dapat melakukannya secara mandiri.
Gerdal hama walang sangit dengan cara penyemprotan massal ini harus dilakukan secara bersamaan karena jika tidak dilakukan secara bersamaan.
"Dikuatir hama walang sangit akan bermigrasi dari lahan yang satu ke lahan sawah yang lain yang belum disemprot. Untuk itu ke depannya perlu dilakukan pengendalian yang bersifat prefentif atau pencegahan awal sebelum terjadinya serangan hama ini. Sehingga diharapkan dapat menekan populasi hama, serta potensi meluasnya serangan walang sangit ini. Yang paling penting ialah hama walangsangit sesegera mungkin dapat dikendalikan sehingga tidak menyebabkan kerugian fatal bagi petani," paparnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu)