Bupati Belu Agus Taolin Sidak ke RSUD Atambua, Petugas Gugup
Bupati Belu, dr. Agus Taolin langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Kanis Jehola
Dalam suasana scrining, Bupati yang berperan sebagai pasien merasa lemas dan pusing sehingga nyaris jatuh.
"Agak cepat ibu. Saya saya badan lemas dan pusing-pusing. Mau jatuh sudah ini", kata Bupati sambil menjatuhkan badannya sedikit ke arah kanannnya.
Lalu bupati menggambil sikap duduk di kursi sambil menunggu respon petugas. Dua petugas bergegas menuju bupati dengan tujuan memberikan pertolongan. Sontak saja, bupati berteriak.
"Saya pasien covid, jangan dekat saya dan jangan sentuh saya", ucap Bupati sambil bertanya bagimana cara penanganannya jika keadaan demikian.
Dua petugas yang berhadapan bupati tampak gugup dan berusaha menjawab pertanyaan bupati bahwa penanganan pasien covid-19 harus dilengkapi APD.
"Jangan pakai omong, mana APDnya", kata Bupati sembari bertanya.
Para petugas pun bergegas masuk dalam ruangan untuk mempersiapkan APD untuk penanganan pasien.
Lalu Bupati Agus Taolin menanyakan kepada petugas bila hasil scrining menunjukkan seorang memiliki gejala covid-19, maka apa yang harus dilakulan petugas.
Menurut petugas, orang yang terduga covid-19 harus dilakukan rapid di laboratorium. Apabila pasien tidak bisa jalan sendiri maka rapid tes dilakukan di tempat scrining. Mendapat penjelasan demikian, Bupati yang berperan sebagai pasien memilih untuk rapid di tempat scrining dan meminta petugas segera memanggil tenaga laboratorium.
Petugas scrining pun menghubungi petugas di laboratorium menggunakan alat komunikasi HT untuk segera datang ke tempat screning. Bupati Belu tetap posisi duduk di kursi sambil menunggu petugas dari laboratorium. Namun sudah hampir lima menit, petugas tak kunjung datang.
Melihat hal itu, Bupati Agus Taolin menjelaskan kepada direktur dan petugas kesehatan bahwa simulai yang ia lakukan itu untuk memastikan sistem pelayanan di rumah sakit sudah sesuai atau belum. Hal yang dilihat dalam simulasi tersebut adalah alur pelayanan sejak pasien masuk pertama rumah sakit, peran security, prosedur scrining, kecepatan waktu penanganan (respon time), kekuatan personel, fasilitas dan APD.
Bupati menyarankan agar posisi petugas laboratorium tidak berjauhan dengan tempat scrining sehingga dal kaadaan emergency, petugas cepat meresponnya.
Tak sampai di situ, Bupati Agus Taolin meninjau ruangan laboratorium lalu menuju UGD. Ia mengecek kesiapan dokter, peralatan medis dan fasilitas penungjang. Masih di UGD, Bupati melakukan simulasi lagi. Ia meminta petugas untuk segera menanganan pasian kegawatdaruratan.
Petugas terlihat sibuk mempersiapkan peralatan medis dan sarana lain yang diperlukan. Saat itu, bupati ingin melihat cara kerja petugas, respon time dan ketepatan bekerja.
Dari UGD, Bupati melakukan simulasi di bagian imformasi pelayanan medis. Bupati menuju mesin antre menggambil nomor antre untuk berobat penyakit dalam. Lalu menuju petugas verifikasi pasien. Di sana petugas menanyakan status pasien antara pasien umum atau BPJS. Bupati menjawab sebagai pasien umum.