Opini Pos Kupang

Memetik Hikmah Pasca Bencana Alam NTT

Dewasa ini, menguat kesadaran manusia dan alam tak terpisahkan. Pada hakekatnya kompleksitas alam bersatu dengan semua makhluk hidup

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Memetik Hikmah Pasca Bencana Alam NTT
DOK POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

Di tengah carut marut persoalan dalam Negeri ini, kita pun juga menyaksikan bencana alam dan badai siklon tropis seroja yang menimpa rumah, lahan pertanian, sawah, infrastruktur dan bahkan menghanyutkan banyak masyarakat NTT.

Lantas, kita bertanya ada apa dengan alam ini? Alam yang kita agung-agungkan dapat menopang hidup malah pada detik tertentu justru mamusnahkan para penghuninya. Lagi-lagi kita mesti berbenah, kenapa semua itu terjadi?

Patut disadari bahwa bencana alam itu mesti dipahami sebagai suatu ajakan penting kepada semua masyarakat NTT untuk tetap mencintai alam semesta ini. Kita bisa memetik hikmahnya barangkali bencana alam bukan menjadi ancaman melainkan tersirat pesan terselubung bahwa alam memberikan suatu teguran reflektif.

Teguran itu bukan bermaksud memusnahkan tapi bermakna simbolik agar semua manusia di dunia ini tanpa terkecuali berintrospeksi diri, sadar ada apa dengan alam ini.
Kita melihat peristiwa bencana alam NTT dari segi positif meskipun telah menciptakan sejarah piluh bagi semua rakyatnya. Kita mesti mepandangnya sebagai suatu himbauan konkret untuk merenung akan pentingnya merawat alam.

Bukan hanya itu, dari bencana yang telah terjadi kita juga belajar pentingnya kepedulian terhadap sesama. Kita menyaksikan di mana-mana ada aksi nyata secara langsung atau pun tidak langsung. Ada yang berupa memberiakan donasi dan juga turut berpartisipasi menangani lokasi bencana.

Keterlibatan dari semua orang di negeri ini khususnya pemerintah turut berbela rasa terhadap masyarakat yang terkena bencana alam NTT. Entah itu pemerintah pusat atau pun pemerintah daerah sudah memberikan yang terbaik menjadi suri teladan kepedulian bagi masyarakat.

Kita patut mengapresiasi dan berterima kasih kepada pemerintah dan semua pihak yang telah membantu korban bencana alam NTT. Dari situ, kita dapat memetik hikmah bahwa ternyata semua penghuni jagad masih mempertahankan dan menjunjung tinggi nilai prikemanusiaan.

Akan tetapi sadarkah bagaimana dengan tindakan kita untuk menjunjung tinggi nilai ekologis melindungi alam?

Peristiwa bencana alam mesti kita pahami juga sebagai suatu pembelajaran sekaligus tada peringatan akan perlunya menganti daya dorong kemajuan materiil yang sering kali buta dan brutal kita buat. Tidak lupa pula kita mengubah gaya hidup konsumtif, hedonis dan eksploitasi terhadap alam semena-mena.

Jika memang bencana yang melanda NTT sebagai bahan pembelajaran, maka kita mesti belajar dari pengalaman itu.

Saatnya, pasca peristiwa bencana alam dan badai seroja NTT berbenah untuk merubah pola hidup yang kontra dengan kebaikan alam ini. Kita hendak bertanya ke dalam diri seberapa banyakah ulah yang kita buat dan sejauhmanakah kita menganggap alam hanya sebatas instrumen belaka?

Apakah selama ini, relasi kita dengan alam sudah membaik dan memberikan kontribusi yang bersifat konstruktif ataukah sebaliknya malah destruktif? Semua penghuni jagad mesti menatap kembali ke dalam diri secara lebih mendalam karena bencana alam NTT tidak bisa mempersalahkan siapapun selain berbenah untuk berubah.

Kita mesti mengkritisi bahwa masalah bencana alam sebetulnya tidak cukup diatasi hanya dengan sarana teknik. Akan tetapi melalui spirit kita untuk membangun kesadaran dan resonansi hati demi mengubah pola prilaku yang dianggap menyimpang agar berbalik melestarikan dan merawat alam ini.

Implementasinya melalui upaya konkret demi menata alam menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Melestarikan alam memang harus atas dasar kesadaran ekologi dan kepedulian dengan memperbaharui fungsi alam yang kita anggap dapat menjaga iklim, erosi, tanah longsor, dan mengatur persediaan air.

Merawat alam demi (bonum communae)

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved