Kisah Seorang Guru Muda Setia Layani Korban Bencana di Posko Pengungsian Meski Sedang Berpuasa

Kisah seorang guru muda setia layani korban bencana di posko pengungsian meski sedang berpuasa

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/AMAR OLA KEDA
Hafsari Ramadhani Ap, saat menyiapkan makanan untuk korban bencana di posko pengungsian 

Kisah seorang guru muda setia layani korban bencana di posko pengungsian meski sedang berpuasa

POS-KUPANG.COM | ADONARA- Pasca banjir bandang menerjang Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT, ribuan relawan dari berbagai daerah datang membantu korban di posko-posko pengungsian.

Dari semua relawan, ada juga seorang guru muda, Hafsari Ramadhani Ap yang setia melayani korban bencana di gedung MAN 1 Waiwerang. Bersama komunitas Oi dan DKR Pramuka Flotim, jebolan Universitas Nusa Cendana Kupang 2019 ini dipercayakan menjadi koordinator konsumsi.

Desa Waiburak, kecamatan Adonara Timur menjadi salah satu desa terparah saat badai siklon tropis seroja yang menerjang seluruh wilayah NTT pada, Minggu (4/4/2021). Sesuai laporan BPBD, sebanyak 14 jiwa dari Desa Waiburak meninggal dunia, 31 luka-luka dan 503 warga mengungsi.

Baca juga: Kapal Selam KRI Nanggala 402 Hilang, Awak Kapal Hanya Punya Waktu 72 Jam untuk Bertahan

Baca juga: Lima Pasien Terpapar Covid-19 di Belu Masih Dirawat di Rumah Sakit

Kepada wartawan, Kamis (22/4/2021), Hafsari menceritakan niat awalnya membantu 503 warga yang mengungsi di posko MAN 1 Waiwerang. Sehari setelah bencana, ia langsung mengabdikan diri untuk korban bencana.

Dengan bantuan apa adanya, ia bersama rekan guru meminjam barang koperasi sekolah untuk mengatasi kekurangan di posko.

"Sebelum bantuan dari relawan, kami terpaksa pinjam barang koperasi sekolah untuk bantu korban," ujar guru MAN 1 Waiwerang ini.

Menurut dia, membantu korban bencana merupakan sebuah amanah dan keterpanggilan.

Baca juga: Ramadhan Momentum Tepat untuk Taubat

Baca juga: Ini Kesaksikan Sukardin Saat Kebakaran Rumah di Kota Uneng-Sikka

"Dalam ajaran Islam, menolong sesama disaat bencana adalah amanah. Apapun terjadi harus tetap jaga amanah itu. Sesuatu yang dipercayakan maka harus dilakukan dengan baik. Kalau amanah, tanggungjawabnya ke Tuhan," katanya.

Meski di bulan puasa, ia mengaku tidak menggangu niatnya membantu warga korban bencana. Dari menyiapkan makanan hingga kebutuhan lain untuk semua penghuni posko, ia bersama relawan lain juga rutin mempersiapkan makanan bagi korban bencana yang beragama muslim untuk berbuka puasa.

"Sama sekali tidak menggangu. Karena apa yang saya lakukan adalah ibadah. Menolong sesama adalah bentuk saya menghambakan diri kepada Tuhan," tandasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Amar Ola Keda)

Kumpulan Berita Adonara

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved