23 Kasus DBD di Kabupaten Mabar, Tapi Tidak Ada Kamatian Pasien ? Simak Datanya
23 Kasus DBD di Kabupaten Mabar, Tapi Tidak Ada Kamatian Pasien ? Simak Datanya
Penulis: Gecio Viana | Editor: Ferry Ndoen
23 Kasus DBD di Kabupaten Mabar, Tidak Ada Kamatian Pasien
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) mencapai 23 kasus sepanjang tahun 2021, Kamis (22/4/2021).
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Mabar, Paskalia Kusumawati saat ditemui di Gelanggang Olahraga (GOR) Labuan Bajo.
"Tidak ada kasus kematian karena DBD," katanya.
Diakuinya, para pasien yang tersebar di beberapa fasilitas kesehatan di Kabupaten Mabar itu telah sembuh.
Sehingga, hingga saat ini tidak tercatat kasus DBD di Kabupaten Mabar.
Diakuinya, angka kasus DBD di Kabupaten Mabar menurun, walaupun kabupaten itu pernah menyatakan KLB DBD pada 2018 lalu.
"Untuk pasien tidak hanya anak-anak, tapi banyak juga orang tua, mungkin karena sering keluar dan tidak menggunakan kelambu di kamarnya," ujarnya.
Sementara itu, untuk intervensi yang dilakukan Dinkes Mabar, lanjut dia, jika terjadi kasus DBD maka akan dilakukan penelitian epidemiologi dalam 1 kali 24 jam.
Hasil kajian epidemiologi, lanjut dia, sangat dibutuhkan sehingga mengetahui apakah perlu dilakukan fogging atau hanya perlu dilakukan edukasi dan sosialisasi sembari memberikan bubuk abate.
"Kami melakukan edukasi kepada masyarakat untuk melakukan pemberantasan jentik nyamuk secara mandiri. Kalau ada jentik dilakukan abateisasi saat edukasi," jelasnya.
Namun demikian, hingga saat ini dalam tahun 2021, pihaknya belum pernah melakukan fogging.
"Kalau fogging pernah kami lakukan, tapi terakhir kali itu tahun 2020 lalu," katanya.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk konsisten melakukan pemberantasan jentik nyamuk secara, di mana hal ini pun merupakan bagian dari 3 M plus.