Selamat Dari Banjir Lembata, Bocah Asal Amakaka Kehilangan Kaki dan Kakak Kandungnya
Selamat Dari Banjir Lembata, Bocah Asal Amakaka Kehilangan Kaki dan Kakak Kandungnya
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Baginya, di tengah musibah semacam itu, kehilangan rumah dan semua harta benda tidak sebanding dengan kehilangan nyawa anak perempuannya itu.
"Dia (Mercy) pasti marah saya karena tidak bisa tolong dia dan lebih fokus urus adiknya. Selama ini, Mercy suka protes karena menurutnya saya lebih sayang Lou. Saya sudah berulangkali jelaskan kalau adiknya bungsu dan memang lebih manja. Makanya saya minta maaf ulang-ulang pada Mercy dan mayat anak saya itu akhirnya ditemukan," ujarnya penuh penyesalan.
Kini, Sembari menjalin komunikasi per telepon dengan istrinya yang masih dirawat di Larantuka, Mikael selalu ada di samping Helen, menemaninya hingga dia tertidur pulas. Anaknya itu masih belum bisa berbicara banyak. Belum ada senyum yang terpancar dari wajahnya.
Jika merasa sakit pada tangan dan kaki, maka dia akan menangis.
"Saya ini tersisa pakaian di badan saja, tapi syukur bisa selamat tapi anak kedua saya, tidak," katanya dengan mata berkaca-kaca.
Keluarga, kerabat dan beberapa orang relawan di Lembata rutin membesuk Helen. Mereka membawakannya hadiah pakaian dan boneka barbie sesuai keinginannya.
Fince Bataona, Relawan Forum Peduli Kesejahteraan Difabel dan Keluarga Kabupaten Lembata menuturkan Helen atau Lou dan keluarganya sangat membutuhkan bantuan dari siapa saja yang peduli.
Menurutnya, Helen masih kelihatan trauma berat untuk menghadapi musibah bencana yang terjadi di kampung halamannya itu. Apalagi menghadapi kenyataan pahit kehilangan kaki kanan dan kakak kandungnya sendiri.
Kata Fince, dengan kondisi yang belum stabil pasca kakinya diamputasi, Helen masih membutuhkan perawatan medis yang lebih intensif untuk mempercepat proses kesembuhannya.
Menurutnya, mengembalikan senyum ceria Helen adalah keniscayaan. Helen kelak harus bisa menikmati masa kecilnya sebagaimana anak-anak lainnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)