Breaking News:

Selamat Dari Banjir Lembata, Bocah Asal Amakaka Kehilangan Kaki dan Kakak Kandungnya

Selamat Dari Banjir Lembata, Bocah Asal Amakaka Kehilangan Kaki dan Kakak Kandungnya

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
Yulianita Kristina Lou, bocah berusia 9 tahun, terbaring lemah di RSUD Lewoleba. Dia berhasil selamat dari bencana banjir tapi harus kehilangan kaki kanan dan kakak kandungnya, Mercy. 

Selamat Dari Banjir Lembata, Bocah Asal Amakaka Kehilangan Kaki dan Kakak Kandungnya

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA-Yulianita Kristina Lou, bocah berusia 9 tahun, terbaring lemah di RSUD Lewoleba. Wajahnya kusut, pandangan matanya kosong. Tubuh mungilnya penuh bekas luka yang mulai mengering.

Saat ditemui Pos Kupang, Jumat (4/16/2021), bocah mungil ini baru keluar dari ruangan rontgen dengan tempat tidur didorong menuju ruang rawat anak ditemani ayahnya Mikael Olan bersama dua orang petugas medis.

Siswi SDK 1 Lewotolok yang akrab disapa Helen atau Lou ini masih meringis kesakitan. Sesekali dia menangis dan baru mulai tenang kalau Mikael membelai rambutnya. Dia tampak masih trauma berat dan lemah.

Baca juga: Nama Ahok Kuat Jadi Menteri, Lihat Apa Kata Refly Harun Diduga Kompor Jokowi Soal Status Ahok, Apa?

Baca juga: Normalkan Kebersihan Pasca Bencana, Warga RT 49 Kelurahan Liliba Turun Lokasi Bersihkan Sampah

Kaki kanan Helen yang terluka parah baru saja diamputasi seminggu yang lalu. Masih terlihat perban putih melilit bekas luka setengah kakinya.

Helen berhasil selamat dari banjir bandang dan longsor yang menerjang desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, pada Minggu, 4 April 2021 dini hari yang lalu. Namun, kondisinya cukup parah.

Air bah yang berasal dari arah Gunung Ile Lewotolok itu menghanyutkan rumah Helen seketika. Semua penghuni rumahnya termasuk Helen yang masih tertidur pulas ikut terseret banjir hingga ke pesisir laut.

Baca juga: Hino Kupang Peduli Bencana, Bantu Warga Terdampak di Kota Kupang

Baca juga: Difasilitsi Komisi II DPRD Belu, Koperasi Rojaya Penuhi Hak Karyawan yang di PHK

Mikael baru menemukan Helen di bawah tumpukan batang pohon, batu, lumpur dan material banjir pada Minggu pagi.

"Saat itu saya panggil namanya, 'Lou, Lou' dan dia menyahut," kenang Mikael. Lou adalah panggilan sayang ayahnya untuk Helen.

Dia adalah anak bungsu dari tiga orang bersaudara. Kakak keduanya, Mercy ditemukan meninggal dunia beberapa hari kemudian dalam pencarian.

Sedangkan ibunya, Mama Paulina Palang harus diterbangkan dengan helikopter ke RSUD Larantuka, Kabupaten Flores Timur untuk menjalani perawatan intensif karena menderita syaraf terjepit cukup parah.

Anak laki-lakinya yang sulung, Aprilianus, masih selamat meski ditemukan dalam keadaan terendam lumpur setinggi leher. Sekujur tubuh Aprilianus juga penuh luka. Bola matanya masih tampak merah darah hingga saat ini.

"Saat menemukan Lou pagi hari, kepalanya hanya beberapa centi saja di atas lumpur. Dia tersangkut di batang pohon dengan kepala ke bawah tetapi badannya terhimpit gelondongan kayu dan sampah," ujar Mikael mengisahkan musibah dua pekan lalu itu.

"Saya cari istri dan tiga anak dan sampai pagi saya mendengar Lou dan Mercy kakaknya memanggil saya. Saya tolong Lou yang dalam kondisi parah, kami bawa ke rumah sakit dan saya tidak tahu lagi nasib anak saya Mercy," tambah Mikael.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved