Bencana Alam NTT

Sepekan di Posko Pengungsian, Bernadina Usnat Tak Berjualan di Pasar Kabupaten Belu

posko pengungsian sehingga aktivitas bertani terhenti. Bernadina Usnat juga sudah sepekan tidak lagi berjualan di pasar. 

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG.COM/TENI JENAHAS
Bernadina Usnat, salah satu korban banjir di Desa Tasain, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu masih berada di posko pengungsian di Gereja GMIT Motamaro, Sabtu 10 April 2021. 

Sepekan di Posko Pengungsian, Bernadina Usnat Tak Berjualan di Pasar Kabupaten Belu

POS KUPANG.COM| ATAMBUA--Bernadina Usnat adalah salah satu korban banjir di Desa Tasain, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu yang saat ini masih menempati posko pengungsian di Gereja GMIT Motamaro.

Sudah sepekan mereka menempati posko pengungsian sehingga aktivitas bertani terhenti. Bernadina Usnat juga sudah sepekan tidak lagi berjualan di pasar. 

Bernadina menyampaikan hal itu saat ditemui Pos Kupang.Com, Sabtu 10 April 2021. Katanya, ia sebagai petani yang menggeluti usaha tanam jagung, tomat, lombok dan kacang-kacangan. Hasil pertanian itu ia menjual sendiri di pasar-pasar. Ia biasanya menjual di pasar Halilulik dan Pasar Oenopu (Selasa dan Kamis). 

Namun kini, aktivitas berjualan di pasar terhenti karena bencana alam. Penyebabnya bukan hanya karena ia berada di posko pengungsian tetapi juga karena tanaman pertanian yang ia tanam itu sudah terbawa banjir semua. 

Baca juga: Sembilan Unit Rumah Warga Korban Banjir di Kabupaten Belu Segera Dibangun 

Baca juga: Makan Minum Pengungsi di Desa Tasain Kabupaten Belu Terjamin

"Saya punya jagung, lombok, tomat, kacang sudah habis semua, banjir bawa. Mau bagimana sudah, kita pasrah saja", ungkap Bernadina.

Bernadina mengatakan, dirinya tidak bisa menghitung secara pasti kerugian yang dialami akibat tanaman pertaniannya hilang terbawa banjir. Namun dari usaha kecil tanam lombok, tomat dan kacang-kacangan itu, ia rutin berjualan di dua pasar dalam seminggu yaitu Selasa dan Kamis. 

Sudah sepekan, ia tidak berjualan di pasar. Ia mengaku, sekali ke pasar biasanya mendapat Rp 200 ribu sampai 250 ribu. Uang hasil jualan dipakai untuk membeli kebutuhan hidup keluarga dan menyekolahkan anak. 

Bernadina mengharapkan, pemerintah bisa secepatnya mengurus mereka agar mereka bisa kembali ke rumah untuk berkebun. 

Baca juga: Pasca Bencana Siklon Seroja NTT, Gubernur : Masyarakat Rela Serahkan Lahan Untuk Lokasi Relokasi 

Ditanya soal permintaannya kepada pemerintah, Bernadina tidak menuntut banyak. Apa yang diberikan pemerintah, ia menerima dengan senang hati. Sebab, ia tahu, mereka mengalami kondisi seperti karena bencana alam.

Ia juga bersyukur karena ia dan keluarganya selamat dari bencana banjir. Kemudian, selama di posko pengungsian, ia mendapat makan dan minum serta obat untuk menjaga kesehatan. (Laporan Reporter POS KUPANG.COM,Teni Jenahas).

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved