Pengusaha Kecewa Proses Bongkar Barang di Pelabuhan Tenau Kupang
Proses bongkar barang kapal ekspedisi di Pelabuhan Tenau Kupang oleh PT Pelindo III Tenau Kupang menuai kritik
Penulis: F Mariana Nuka | Editor: Kanis Jehola
"Harus ada solusi. Kita ada bencana, kapal yang datang berikut nanti bawa bantuan, kala alat rusak, nant kita bagaimana," sambungnya.
Johan bersama pihak NCL telah bertemu GM Pelindo III Tenau Kupang Agus Setiawan.
"Jawabannya: Kalau memang urgent, kapal itu saya boleh geser, kamu bongkar telur. Tapi masalahnya pintu kontainer ini menghadap ke dalam, bukan ke luar, takutnya air laut masuk. Jadi tetap harus pakai crane bongkarnya," Johan menjelaskan.
Bagi Johan, GM memang memberikan win-win solution, tapi bukan itu solusi yang diharapkan. Dia ingin barang segera dibongkar karena barang satu kapal itu barang urgent.
"Mereka solusi untuk datangkan mekanik, tapi sekitar satu minggu paling cepat. Nah kita yang datang ini kan kargonya telur, kargo sensitif, jadi harus ada solusi untuk ini," pintanya.
Ketika dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, Manager Pelayanan Terminal Pelindo III Tenau Kupang, Cahyo Mursito menjelaskan secara gamblang bahwa badai siklon tropis seroja memang memberikan dampak yang besar kepada Pelindo III seperti robohnya pohon yang menimpa fasilitas pelabuhan dan kantor serta kerusakan fasilitas dan kerusakan alat bongkar muat baik CC maupun RTG. Dampak yang paling dirasakan adalah kerusakan alat bongkar muat container crane (CC) yang membuat kegiatan pelayanan bongkar muat kontainer terganggu karena dua unit CC mengalami kerusakan yang cukup parah. Namun, Pelindo III bergerak cepat untuk perbaikan dengan melakukan pengecekan kerusakan pasca bencana. Untuk estimasi perbaikan memang belum bisa diketahui secara pasti. Menurut Cahyo, meski alat rusak dan Pelindo menderita kerugian, tapi Pelindo tetap berusaha untuk memberikan pelayanan bongkar muat receiving delivery kepada pengguna jasa.
"Yang perlu diingat adalah keterbatasan alat, jaringan, dan pelayanan yang bisa diberikan karena tidak bisa serta merta 100 persen seperti semula. Perihal kapal yang tidak bisa bongkar muat itu tidak 100 persen benar. Misalnya kapal-kapal yang diperlengkapi dengan ship crane tetap kami layani namun kembali lagi keterbatasan membuat performa pelayanan tidak bisa 100 persen," katanya melalui pesan WhatsApp, Kamis malam.
Cahyo mengatakan, baik Pelindo maupun pelayaran bersama-sama mencari crane darat untuk bisa berkegiatan atau skenario terburuknya menunggu selesainya percepatan perbaikan crane. Mana yang lebih cepat, itulah yang akan digunakan.
"Mohon ditekankan bahwa Pelindo tidak melayani bongkar muat pasca bencana itu adalah salah," katanya tegas.
"Solusi tetap kami upayakan dengan koordinasi dengan masing-masing pelayaran; koordinasi dengan instansi terkait termasuk upaya mencari crane darat yang bisa digunakan untuk bongkar muat," tandasnya. (Laporan Wartawan POS-KUPANG.com, Intan Nuka)