Banjir Bandang Adonara
BNPB Juga Kirim Rapid Tes Antigen dan Masker Bagi Korban Banjir Bandang Adonara Flores Timur
Selain kebutuhan dasar, BNPB Juga Kirim Rapid Tes Antigen dan Masker Bagi Korban Banjir Bandang Adonara Flores Timur
POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Pemerintah pusat dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mengirim bantuan untuk korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati melalui konferensi pers secara virtual pada Minggu 4 Arpil 2021 pukul 18.15 WIB mengungkapkan untuk kebutuhan dasar pihaknya telah memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok untuk para korban.
"Dukungan logistik yang telah dikirim menuju lokasi bencana adalah makanan siap saji 1.002 paket, makanan tambahan gizi 1.002 paket, makanan lauk pauk 1.002 paket, selimut 3.000 lembar, sarung 2.000 lembar," ungkap Raditya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan pihaknya telah mengirimkan masker hingga rapid test antigen kepada korban bencana banjir bandang tersebut.
"Ada juga rapid tes antigen 10 ribu (alat) tes, masker kain 1.000 buah, dan masker medis 1.000 buah," jelasnya.
Baca juga: Cerita Wenchy Tokan dari Adonara Flores Timur : Kami Temukan Ada Jenasah di Atas Kasur di Laut
Baca juga: Wabup Agustinus Boli: 63 Warga Desa Nelelamadike Kabupaten Flores Timur Tewas Tertimbun Longsor
Raditya menuturkan protokol kesehatan tetap menjadi penting dilakukan untuk mencegah adanya penularan Covid-19.
"Karena dalam masa pandemi ini kami tetap berupaya bagaimana penanganan masalah pandemi ini dapat dilaksanakan dengan baik," tegasnya.
Kendati demikian, ia mengaku adanya tantangan dalam menjaga protokol kesehatan di lokasi bencana. "Oleh karena itu, kami minta dukungan semua pihak," imbuhnya.
Baca juga: Bencana Banjir Bandang di Lembata, Warga Butuh Selimut dan Kasur Serta Makanan di Tempat Pengungsian
Dalam kesempatan itu, Raditya mengaku pihaknya kesulitan dalam menyalurkan bantuan kepada korban terdampak banjir bandang di Kabupaten Flores Timur.
"Jadi, aksesnya hanya dari laut. Memang tantangannya adalah bagaimana sampai ke lokasi," kata Raditya.
"Kita upayakan mudah-mudahan nanti ada bagaimana kami dapat memberikan upaya akses yang lain," imbuhnya.
Kondisi Korban Banjir Bandang di Pengungsian
Siapapun tidak pernah mengharapkan untuk mengalami bencana alam sehingga orang tidak siap menghadapi bencana.
Saat bencana datang, yang pertama dilakukan adalah menyelamatkan diri.
Demikian pula yang terjadi dengan ratusan warga di Waiwerang, Kecamatan Adonara timur, Kabupaten Flores Timur. Banjir bandang yang terjadi sekitar pukul 01.00 dinihari di saat orang tertidur dan pastinya tidak ada persiapan sama sekali.
Banjir bandang terjadi akibat luapan sungai dari wilayah perbukitan di sekitar Desa Horowura dan Hoko Horowura, Kecamatan Adonara Tengah.
Baca juga: Update Korban Banjir Bandang Adonara Flores Timur, 67 Orang Ditemukan Meninggal, Puluhan Terjebak
Kini warga mengungsi di sejumlah titik fasilitas umum di wilayah itu sedang membutuhkan bantuan.
"Semua warga hanya pakai pakaian di badan, makanan juga belum ada. Mohon bantuannya," ujar sumber Pos Kupang yang berada di lokasi.
Sementara Camat Adonara Timur, Damianus Lamawuran mengungkapkan kondisi di tempat pengungsian sangat memprihatinkan
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Hari Senin 5 April 2021, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di 28 Wilayah
Baca juga: Banjir Bandang Terjang Wilayah Pemukiman Sekeliling Ile Lewotolok Kabupaten Lembata
“Saya lagi di lokasi. Kondisi di lapangan sangat memprihatinkan. Kami membutuhkan bantuan tenda, makanan, pakaian tenaga medis dan obat-obatan serta logistik lainnya. Untuk nyebrang ke Puskesmas Waiwerang, kita kesulitan karena jembatan putus," ujar Camat Adonara Timur, Damianus Lamawuran kepada wartawan, Minggu 4 April 2021.
Ia mengatakan, pihaknya kini sedang mendata anggota masyarakat yang menjadi korban baik itu meninggal dunia atau luka-luka serta berapa banyak warga yang belum ditemukan.
Informasi yang dihimpun, ratusan warga yang rumahnya berada di bantaran sungai Rian Muko mengungsi sementara di gedung sekolah 1 MAN Waiwerang.
Baca juga: NTT Dikepung Bencana Hidrometereologi, WALHI NTT: Gubernur Harus Tetapkan Status Darurat Bencana
Sementara posko darurat untuk menampung warga Desa Lamanele, berada di Desa Lama Laka, Kecamatan Ile Boleng.
Untuk diketahui, banjir bandang dan tanah longsor menerjang sejumlah wilayah di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu 4 April 2021 dini hari.
Lokasi terparah badai ini yakni, di Desa Lamanele, Kecamatan Adonara Timur, Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur dan Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado.
Bupati Flores Timur, Antonius Gege Hajon mengatakan hingga Minggu sore, sedikitnya ada 67 orang meninggal dan puluhan warga diduga masih terjebak longsor akibat dari banjir bandang yang terjadi di Pulau Adonara, Flores Timur, Minggu 4 April 2021.
Terdapat tiga kecamatan yang terdampak yakni, Kecamatan Ile Boleng, Kecamatan Adonara Timur dan Wotan Ulumado.
Baca juga: Banjir Setinggi Pinggang Orang Dewasa, Warga RT 24 Kelurahan Naikoten 1 Diungsikan di Panti Hitbia
Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Boli menjelaskan, 63 warga di Desa Nelelamadike, Kecamatan Ileboleng, Flores Timur, NTT, tewas tertimbun longsor dan empat orang dari desa Waiburak dan dari kelurahan Waiwerang Kota.
Di Kecamatan Adonara Timur, banjir menewaskan empat orang dan memporakporandakan puluhan rumah warga di Waiwerang, Kelurahan Waiwerang Kota dan Desa Waiburak. "Empat korban sudah ditemukan," ujar Agustinus
Sebagian dari artikel ini telah tayang di Kompas.TV dengan judul Tak Hanya Makanan, BNPB Salurkan Masker hingga Rapid Test Antigen ke Korban Banjir di Flores Timur