Teror Nekamese

Daftar Warga Desa Taloetan Nekamese Kabupaten Kupang yang Menjadi Korban Pembakaran Massa Perusuh

Sebagian korban mengaku trauma dan masih dihantui ketakutan. Aksi itu merupakan rentetan dari ekseskusi lahan 5 hektar

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/AMAR OLA KEDA
Kepala Desa Taloetan, Yusak Bilaut, Pendeta Pendeta Erna Rau Eda Fanggidae, S.Th didampingi sebagian warga korban pembakaran saat menggelar konferensi pers 

Daftar Warga Desa Taloetan Nekamese Kabupaten Kupang yang Menjadi Korban Pembakaran Massa Perusuh

POS-KUPANG.COM|KUPANG-- Aksi brutal puluhan massa yang membakar 21 rumah warga Desa Taloetan, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang pada Minggu 28 Maret 2021 lalu menyisahkan duka mendalam bagi warga. 

Sebagian korban mengaku trauma dan masih dihantui ketakutan. Aksi itu merupakan rentetan dari ekseskusi lahan 5 hektar pada Jumat 26 Maret 2021. 

Kepala Desa Taloetan, Yusak Bilaut mengungkapkan, dari 21 korban, rumahnya juga turut dibakar massa. 
Selain rumah, puluhan ternak piaraan warga pun turut dibunuh

Ia mengatakan, perkara lahan itu dimenangkan oleh Paulus Taba selaku penggugat. Sementara Nahor Bana dkk, sebagai tergugat dinyatakan kalah oleh majelis hakim pengadilan negeri Oelamasi. 

Baca juga: Daftar Nama Enam Warga Terduga Otak Pembakaran Rumah dan Pengancaman Pendeta di Nekamese

Berdasarkan putusan majelis hakim, eksekusi pun dilakukan pada Jumat 26 Maret 2021. 10 rumah warga yang menjadi tergugat digusur. Namun anehnya, kata dia, lima rumah yang di luar objek yang disengketakan juga turut digusur. 

"Amar putusan yang dibacakan panitera waktu eksekusi, 10 rumah yang digusur, bukan 15," ujarnya kepada wartawan, Kamis 1 April 2021.

Meski demikian, warga tak melakukan perlawanan apapun saat eksekusi. Warga yang tergusur pun memilih membangun tenda darurat di luar objek sengketa itu. 

Baca juga: Polisi Bantah Pernyataan Pendeta di Nekamese Terkait Penolakan Laporan Pengancaman

Sebagai pemimpin di desa itu, pada Minggu 28 Maret 2021, ia bersama seorang pendeta dari Jakarta mengunjungi dan membawa bantuan bagi warga yang rumahnya digusur. 

Setelah memberi bantuan, mereka pun berdoa bersama. Tak lama kemudian, tiba-tiba datanglah sekelompok massa yang membawa senjata tajam melakukan penyerangan di lokasi itu.  Beberapa kendaraan warga termasuk pendeta pun dirusaki dan dibakar massa.

"Kami akhirnya lari ke hutan di belakang rumah darurat yang dibangun warga. Sementara sekelompok  pemuda tidak dikenal itu makin beringas," katanya.

Selang beberapa saat kades dan beberapa orang bersamanya keluar dari persembunyian dan mengambil sepeda motor yang sudah rusak kemudian dititipkan di rumah warga terdekat. 

Baca juga: Laporan Pengaduan Pendeta yang Diancam Dibunuh di Nekamese Kabupaten Kupang Tak Diterima Polisi

Ia kemudian kembali ke rumah melihat istri anaknya. Tidak lama berselang, ada sebuah mobil warna kuning membawa sekelompok pemuda tak dikenal dengan membawa busur, panah dan sejata tajam lainnya menuju rumahnya. 

Melihat itu, ia mengajak istri anaknya masuk ke hutan menyelamatkan diri. Dari tempat persembunyian itu, ia melihat asal mengepul. Massa yang diduga preman bayaran itu membakar ludes rumahnya. 

"Beruntung saya bersama keluarga segera lari ke hutan, jika tidak kami pasti dibunuh," tandasnya. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved