Indeks Kemandirian Fiskal NTT Baru 0.3
Ketua Umum Kadin NTT, Abraham Paul Liyanto mengatakan indeks kemandirian fiskal NTT baru mencapai angka 0.3.
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Ferry Ndoen
Ketua Umum Kadin Jawa Timur, Adik Dwi Putranto yang juga adalah narasumber dalam Acara tersebut mengatakan, SDM negara ini belum begitu tinggi sehingga menjadi tantangan
"Karena investasi mau masuk ke suatu daerah, mereka ukur SDMnya gimana ya nah makanya antara Jawa Timur dan NTT memang kita berharap untuk SDMnya," kata Adik.
Adik juga menyampaikan, MoU antara Jawa Timur dan NTT ada tiga poin yakni peningkatan SDM, peningkatan perdagangan antar provinsi dan peningkatan perdagangan ke luar negeri.
"Kami di Jawa Timur kebetulan punya program yang bekerjasama dengan pemerintah pusat itu namanya export center, kami memiliki wilayah di Bali, NTB NTT sama di Kalimantan, nah ini termasuk yang kita akan kerjasama," jelas Adik.
Menurut dia, perlu untuk meningkatkan SDM di NTT.
"Kalau di NTT nggak ada industri, kita berikan pelatihan atau pematangan di industri di Jawa Timur," ujarnya.
Dia mengakui NTT memiliki potensi yang sangat tinggi
Paul melanjutkan, salah satu program mereka susun supaya muncul start up - start up, muncul anak - anak millenial yang perusahaanya tidak harus dimana - mana tapi cukup di NTT.
"Bila perlu di Kolbano, tapi dia bisa menjual pariwisata kita. Nah ini kalau tidak didukung oleh pemerintah tidak mungkin. Bagaimana bisa kerja dari Kolbano kalau satelit kita tidak ada, internet, listrik kita tidak ada," tukas Paul.
Dikatakan Paul, anak - anak NTT yang sekolah di luar lumayan banyak tapi tidak betah ketika kembali.
Selain SDM, lanjut dia, infrastruktur juga harus disiapkan, bukan hanya jalan tetapi juga IT.
"Kalau kita tidak mulai dari situ, pasti akan tertinggal," tukasnya.
Dalam setiap kesempatan, Paul selalu mengatakan, Indonesia dan Korea Selatan meraih kemerdekaan secara bersama ditahun dan bulan yang sama. Namun saat ini, kita bisa melihat banyak produk - produk Korea Selatan yang mendunia.
"Apa poinnya? SDM. Kalau SDA kita banyak. Besok mobil - mobil ini tidak pakai bensin dan solar lagi, (tapi) baterai. Raw materialnya ada di sini. Siap nggak kita kirim itu? Jangan sampai kita kirim bahan mentah orang bikin baterai di luar baru kita beli lagi. Nikel itu sudah begitu," kata Paul.
"Nah ini kira - kira pemikiran kita didunia pendidikan, dunia usaha, inilah sekarang pemerintah masuk untuk mendorong ini kebijakan pak Jokowi yang harus kita lakukan dan mengikuti kebijakan Pak Menteri Pendidikan dan sebagainya," pungkasnya.(cr4)
