Indeks Kemandirian Fiskal NTT Baru 0.3

Ketua Umum Kadin NTT, Abraham Paul Liyanto mengatakan indeks kemandirian fiskal NTT baru mencapai angka 0.3.

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI/
Ngobrol Asyik Bersama Pos Kupang dengan Tema Sertifikasi Kompetensi MoU NTT-Jatim RABU/24/03/2021 

Lanjut Paul, neraca perdagangan NTT yang selalu negatif diakibatkan karena apa yang dilakukan dengan infrastruktur terbatas itu high cost. 

"Nanti tugas Kadin itu bagaimana kita kolaborasi. Sebenarnya kita punya raw material banyak tetapi kurang skill, kurang SDM dan kurang infrastruktur," ujarnya.

Paul mengatakan, dalam bidang pangan, NTT punya sapi cukup banyak, buah - buah yang unggul, misalnya kelapa, juga banyak, tapi karena NTT adalah Provinsi kepulauan maka costnya tinggi.

" Mending bikin perkebunan di Kalimantan sana atau di Lampung," tukasnya.

Baca juga: Implementasi Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar, UCB Kerja Sama dengan Kadin Institute Jawa Timur 

"Infrastruktur juga menentukan. Nah bagaimana sekarang ini kita mengatur manajemen tata kelola dari tata niaga ini, itulah yang bisa kami terapkan," tambahnya.

Direktur Kadin Institute, Nurul Indah Susanti yang juga hadir sebagai narasumber mengatakan, Kadin kalau di Jawa istilahnya nenek atau mbahnya industri karena semua asosiasi industri dan asosiasi pengusaha semuanya ada.

"Saya ini pelaksananya dari Kadin Jatim, membuat pelatihan - pelatihan untuk mengembangkan dan meningkatkan SDM yang ada dimanapun, bahkan seluruh Indonesia," kata Nurul.

Baca juga: Ketua DPD RI La Nyalla Sambangi Kampus UCB Kupang, Begini Suasananya

"Nah kali ini kita bekerjasama, nanti kita akan melatih SDMnya dari sini. Itu dari segi SDMnya. Nah apa langkah - langkah kita kedepan dengan NTT? Kita mengembangkan pelatihan seluas - luasnya," lanjutnya.

Nurul mengungkapkan, Kadin Institute yang berada dibawah naungan Kadin ini bekerjasama dengan 32 LSB untuk bermacam - macam bidang kompetensi dan memiliki 12 bidang pelatihan mulai dari kesehatan, konstruksi, elektronika, lingkungan hidup, public relations, dan pariwisata.

"Setelah kita latih nanti akan kita sertifikasi. Kita lebih melakukan pelatihan ini kerjasamanya dengan industri - industri," ujarnya.

Kadin Institute juga melatih para dosen karena sesuai dengan Permendikbud nomor 3 tahun 2020 pasal 5 yang berbunyi, mahasiswa harus berkompeten dan pasal 15 tentang Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

"Nah ini harus ada sinergitas antara industri dengan dunia pendidikan supaya bisa nyambung," katanya

Menurut Nurul, peningkatan SDM ini sangat penting karena sebelum mahasiswanya kompeten, dosennya harus kompeten lebih dulu. 

"Dosennya ini kita berikan pelatihan, pengajarnya bukan dari akademisi. Kalau akademisi kan sudah memiliki kualitas akademik yang tinggi. Nah kita, yang memberikan materi adalah dari industri. Industri memberikan materi kepada dunia pendidikan, nanti dunia pendidikan juga begitu akan ke dunia industri sehingga apa yang diinginkan oleh industri itu terpenuhi, nyambung," jelas Nurul.

"Untuk NTT, kami akan support full terkait kegiatan tersebut, akan meningkatkan segala sesuatu terkait kebutuhan SDM di sini," lanjutnya.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved