Berita NTT Terkini
Menikmati Hamparan Padang Savana Sumba: Berpose dengan Kuda di Bukit Wairinding
Menikmati hamparan padang savana Sumba: berpose dengan kuda di Bukit Wairinding
Menikmati hamparan padang savana Sumba: berpose dengan kuda di Bukit Wairinding
POS-KUPANG.COM - Setiap orang yang datang ke Sumba Timur, NTT, sudah tentu akan mencari tempat wisata dan kuliner. Salah satu tempat wisata yang cukup dan eksotik adalah Bukit Wairinding di Desa Pambotanjara, Sumba Timur.
Setiap pengunjung yang tiba di lokasi ini pasti kagum dengan keindahan alam, terutama padang savana yang menghiasi perbukitan.
Pada Rabu (24/2/2021) beberapa pengunjung terlihat gembira dan kagum akan keindahan alam di Bukit Wairinding. Mereka menikmati panorama alam yang hijau karena memang saat ini Sumba Timur masih diguyur hujan.
• Parodi Situasi 28 Februari 2021 Hanya Pesta Kecil Bupati
Bukit yang sangat elok ini juga selalu membuat mata para pengunjung seperti enggan berkedip. Selain keindahan padang savana yang sangat luas, pengunjung juga bisa menyewakan sarung tenun ikat khas Sumba untuk digunakan saat berpose atau swafoto.
Tidak itu saja, pengunjung juga bisa menyewakan kuda untuk ditunggangi dan berpose di atas kuda tersebut. Kain tenun ikat dan kuda disediakan warga sekitar, sehingga bagi siapa saja yang hendak menggunakan bisa menyewanya. Harga sewa tenun ikat dan kuda tunggangan sangat terjangkau.
Biasanya, ketika ada pengunjung tiba di lokasi ini, sudah ada warga terutama anak-anak yang menyambut. Anak-anak usia sekolah inilah yang boleh dibilang menjadi pemandu bagi pengunjung yang baru pertama masuk ke obyek wisata ini.
Di lokasi itu ada satu rumah warga yang terletak di tepi jalan masuk ke Bukit Wairinding. Melihat orang yang datang ke lokasi tersebut beberapa orang dewasa keluar dari rumah menawarkan kain tenun ikat untuk disewa.
Dari lokasi tersebut, pengunjung harus mendaki kurang lebih 100 meter ke arah Bukit Wairinding. Musim hujan sekarang ini, perlu berhati-hati karena kondisi agak licin. Akses jalan yang mendaki ini pun masih alami. Tidak ada jalan atau tangga yang permanen.
Untuk menikmati suasana di obyek wisata ini belum dipungut tiket masuk, kecuali warga setempat menyediakan tenun ikat dan kuda untuk disewakan.
Marvin (14) seorang anak yang selalu menyiapkan seekor kuda dewasa yang disewakan bagi pengunjung mengakui, kuda tersebut bisa digunakan pengunjung jika ingin naik dan berpose dengan latar belakang perbukitan dan padang savana.
Untuk membuat penampilan lebih keren, maka pengunjung harus mengenakan tenun ikat Sumba saat berpose. Bisa juga berpose di atas kuda yang sedang berjalan. Kebanyakan pengunjung hanya berpose di atas kuda tanpa harus berjalan.
Menurut Marvin, di Bukit Wairinding itu hampir setiap hari ada pengunjung. Namun, tidak sebanding sebelum adanya pandemi Covid-19.
"Sekarang memang tiap hari ada, tapi tidak seperti dulu sebelum ada Corona," kata Marvin.
Di bukit ini, pengunjung juga bisa menikmati sunset ketika saat hari yang cerah atau di saat tidak ada hujan. Sunset sangat indah ketika dinikmati sekitar pukul 16.00 Wita sampai pukul 18.00 Wita.
Keindahan lainnya dari Bukit Wairinding ini akan terlihat saat hamparan padang di sekitar bukit ketika musim kering. Rumput-rumput tampak berwarna kekuningan. Dan saat musim hujan warna rumputnya akan berubah menjadi hijau.
Untuk sampai ke lokasi ini bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua atau empat. Ada juga pengunjung menggunakan dengan menye mobil dari Waingapu. Jarak tempuhnya kurang lebih 30 menit, jika dari Kota Waingapu.
Lokasi ini persis ada di tepi jalan raya Sumba Timur ke Sumba Tengah. Dalam perjalanan pergi maupun pulang pengunjung juga melewati jalan berkelok-kelok. Pada titik tertentu, pengunjung bisa melihat langsung suasana di Kota Waingapu.
Sampai saat ini belum nampak fasilitas penunjang di lokasi ini, seperti cafe. Ada sebuah toilet di sekitar puncak bukit ini, namun kondisinya memrihatinkan.
Beberapa pengunjung juga mengakui senang dengan panorama alam di Bukit Wairinding. Apalagi, mereka bisa berpose mengenakan tenun ikat Sumba saat berada di atas kuda. (oby lewanmeru)