Opini Pos Kupang

Patung Taman Tagepe Dalam Bayangan Eksistensi Manusia

Mari Membaca Opini Pos Kupang: Patung Taman Tagepe Dalam Bayangan Eksistensi Manusia

Editor: Kanis Jehola
Dok POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang 

Si seniman tentunya mendapat gagasan dari Dinas terkait untuk membuat patung seperti itu. Dinas tersebut membangun taman disertai nama singkatan Tagepe yang familiar dengan lidah penduduk kota Kupang. Siapapun yang terbelenggu karena beban hidup dapat datang ke taman itu untuk menenangkan hati, pikiran, refresing, peroleh penyegaran dan kekuatan baru. Kelepasan kelepasan, motivasi, inspirasi untuk terus bergumul dengan hidup dan kehidupan ini.

Oleh karena itu taman tersebut hendaknya dijaga kebersihan dan fasilitasnya. Biarlah hanya kerumunan manusia yang ada pada tubuh taman itu. Tidak terkontaminasi dengan parkiran di sisi taman atau bahkan masuk sampai kedalam taman. Di sekitar taman itu terdapat ruas jalan yang kosong, mungkin bisa dijadikan parkiran.

Demikian pun dengan taman taman yang lain. Siapapun sebagai warga kota Kupang hendaknya di dalam hatinya bergema rasa cinta, rasa memiliki dan rasa bertanggung jawab atas taman taman kota.

Tangan kanan sebagai tangan yang aktif (kecuali yang kidal) serta wajah yang memandang jauh ke depan, seakan mengisyaratkan bahwa manusia tidak boleh kalah dan hancur karena kondisi kondisi hidup yang mengikat, membelenggu, menindih, memberatkan atau pun teristimewa karena keterbatasan kodratinya sebagai ciptaan sekali pun. Manusia mesti sadar dan bangkit. Mengambil sikap, berubah dan berjuang memperbaiki hidup ke depan yang lebih baik bagi dirinya, sesama dan lingkungan di mana ia hidup.

Membangun komunikasi, relasi dan interaksi berupaya menggapai masa depan di tengah gegap gempitanya hidup atau pun teristimewa dalam masa masa sulit seperti sekarang ini, karena Covid-19. Itulah di antaranya nilai yang ingin ditonjolkan oleh patung Tagepe tersebut. Manusia datang ke taman itu dalam posisi "terjepit". Tagepe. Pulang dengan mudah mudahan memperoleh rasa plong di dada dan bebrbesar hati. Bukankah mawar itu indah, karena ada durinya?

Syukur kepada Tuhan bahwa Kota Kupang memiliki seorang Wali Kota dengan intuisi estetisnya yang gemilang merencanakan dan membangun taman taman kota untuk masayarakatnya. Karena percaya bahwa seni dan keindahan adalah guru yang dapat mengembalikan harapan dan membangun optimisme; menumbuhkan kesadaran serta melahirkan sikap positif, karena langsung menyapa menyentuh hati manusia. Seni dan keindahan dapat menjadi "polisi" yang lembut untuk membangun sebuah ketertiban.  Ketertiban adalah peradaban.

Bapak Wali Kota, masih ada jalur hijau yang memanjang dari Barat ke Timur di satu sudut kota ini yang siap untuk di poles menjadi Indah. Warga Kota Kupang menunggu.(*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved