Kudeta Myanmar
Pemerintah Diambil Alih Militer, China Dalang Kudeta Myanmar? Fakta ini Ungkap Kondisi Sebenarnya
Situasi Rumit di Myanmar, Sudah Jatuh ke Tangan Militer, Negara Tersebut Terancam Jatuh ke Tangan China
Myanmar, Laos dan Kamboja adalah tiga negara yang sangat dipengaruhi oleh Beijing.
Meskipun pendanaan untuk Myanmar hanya 21,7 miliar dollar AS, kurang dari sepertiga pendanaan China untuk Indonesia.
Myanmar menerima investasi dan pinjaman dari Beijing, 1,6 kali lebih besar 2 kali lipat dari pengeluaran keuangan tahunan.
Pengaruh ekonomi China atas Myanmar mudah dilihat.
Meskipun perdagangan Myanmar dengan AS, Jepang dan negara-negara Eropa meningkat, China tetap menjadi importir dan eksportir terbesar di Myanmar, terhitung lebih dari 30% perdagangan negara Asia Tenggara itu.
Namun, Myanmar memiliki tradisi "menjaga dirinya sendiri", menghindari ketergantungan sepenuhnya pada Beijing.
Menurut Bank Dunia, hutang Myanmar dengan China adalah 3,34 miliar dollar AS pada akhir 2019, turun 26% dari akhir 2015, tepat sebelum partai NLD mengambil alih kekuasaan.
• China Operasikan Sensor Bawah Air di Perairan Indonesia? Badan Keamanan Laut Curigai Niat Negatif
• China, Rusia dan Iran Gelar Latihan Gabungan di Samudera Hindia, Rusia Kirim 3 Kapal, Bakal Perang?
• Militer Negara Ini Gelar Latihan Perang Dekat Laut China Selatan, Kerahkan 9 Kapal Perang ke Natuna?
• Konflik Laut China Selatan, Tiongkok Dipastikan Berperang dengan Amerika? Sosok ini Ungkap Fakta
Hal ini berbeda dengan kenaikan 72% dan 34% di negara tetangga Laos dan Kamboja selama periode yang sama.
Selain itu, proporsi utang luar negeri China Myanmar juga mengalami penurunan, dari 45% pada 2015 menjadi hanya 30% pada 2019.
Jika gagal bayar, Myanmar mungkin terjebak dalam "perangkap utang" China.
Akibatnya, infrastruktur kritis harus diserahkan ke Beijing dan Myanmar sangat memahami hal ini.
Nikkei Asia mengatakan bahwa proses mempertahankan Myanmar diperkirakan tidak akan mudah.
Misalnya, penganiayaan terhadap Muslim Rohingya, krisis besar pada 2017 di Myanmar, mendapat banyak kritik dari luar negeri.
Dilihat dari hal ini, perusahaan Barat juga lebih berhati-hati dalam berinvestasi di Myanmar.
Selain itu, AS dan Eropa sedang mempertimbangkan sanksi terhadap pemerintah militer Myanmar sebuah langkah yang dapat menunda investasi asing di Myanmar.