Konflik Laut China Selatan, Tiongkok Dipastikan Berperang dengan Amerika? Sosok ini Ungkap Fakta

China Dipastikan Akan Tetap Berperang dengan Amerika, Ahli Ini Bocorkan Alasan Kuat Xi Jinping Gempur Habis-habisan

Editor: Eflin Rote
REUTERS/DAMIR SAGOLJ
Ilustrasi - Pasukan China yang bermarkas di garnisun Hong Kong bersiap untuk kedatangan Presiden China Xi Jinping pada 30 Juni 2017 untuk memperingati 20 tahun penyerahan Hong Kong dari Inggris kepada China. 

POS-KUPANG.COM - Pergantian tahun hingga pergantian Presiden Amerika Serikat (AS) sepertinya tidak mempengaruhi situasi di Laut China Selatan.

Sebab, faktanya konflik di perairan termahal di dunia tetap memanas.

Malahan memasuki awal tahun 2021, konflik sampai dititik 'siap berperang'.

Ini karena ketegangan antara kedua negara adidaya, AS dan China, telah meningkat selama sebulan terakhir.

Pada bulan Januari, jet militer milik Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melakukan serangan rudal simulasi terhadap kapal induk Amerika, USS Theodore Roosevelt.

Alasannya kapal induk AS itu berpatroli di perairan dekat Taiwan.

Lebih lanjut, Kementerian Pertahanan China mengeluarkan pernyataan tanpa kompromi pada Kamis lalu yang memperingatkan Taipei bahwa "kemerdekaan berarti perang".

Menulis di Financial Times, Diana Choyleva, kepala ekonom di Enodo Economics, mengatakan bahwa tim risetnya percaya bahwa peluang untuk menghindari konflik di Taiwan telah turun secara dramatis.

MAKIN SERU, Sodikin Ketemu Andin, Intip Sinopsis Ikatan Cinta RCTI Selasa 9 Februari 2021

Mengintip Kesiapan BBKSDA NTT yang Jadi Tuan Rumah HKAN 2021

Di Polres Manggarai Timur 180 Anggota Polri Jalani Rapid Test Antigen, 3 Orang Reaktif

Jangan Lupa Sholat Magrib, Ikuti Doa Sholat Magrib Nabi Muhammad SAW

Dia berpendapat bahwa Presiden China Xi Jinping semakin tegas dan percaya diri.

Dia melihatnya sebagai takdirnya untuk membawa Taiwan kembali ke pangkuan China.

Tentang pertanyaan apakah AS dan China pada akhirnya akan berperang memperebutkan negara pulau itu, dia menulis.

"Pejabat AS telah lama mengadopsi 'ambiguitas strategis' ketika ditanya apakah mereka akan datang untuk menyelamatkan Taiwan jika terjadi aksi militer China," seperti dilansir dari express.co.uk pada Senin (8/2/2021).

"Jika paksaan China diperpanjang hingga blokade ekonomi besar-besaran di Taiwan, Washington mungkin akan campur tangan."

"Pemerintahan Joe Biden sejauh ini terjebak pada garis keras Donald Trump di China."

"Ini menanggapi serangan udara provokatif dengan menyerukan Beijing untuk berhenti mengintimidasi Taiwan, dan menggambarkan hubungannya dengan Taipei sebagai 'sekuat batu'.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved