Timor Leste
Simak Kondisi Timor Leste Tahun 2016 Lalu, Ini yang Luar Biasa Hingga 2021, Sudah Maju?
Simak Kondisi Timor Leste Tahun 2016 Lalu, Ini yang Luar Biasa Hingga 2021, Sudah Maju?
Simak Kondisi Timor Leste Tahun 2016 Lalu, Ini yang Luar Biasa Hingga 2021, Sudah Maju?
POS-KUPANG.COM -- Simak Kondisi Timor Leste Tahun 2016 Lalu, Ini yang Luar Biasa Hingga 2021, Sudah Maju?
Republica Democratica de Timor Leste, nama dalam Bahasa Portugal yang jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi Republik Demokratik Timor Leste, ini adalah nama resmi dari negara Timor Leste.
Timor Leste adalah negara yang baru 14 tahun merdeka. Sebelum merdeka, Timor Leste adalah salah satu dari 27 provinsi yang masuk wilayah Republik Indonesia.
Baca juga: Donald Trump Resmi Tinggalkan Gedung Putih, Akhiri Jabatan Presiden AS, Trump Langgar Kebiasaan
Baca juga: WASPADA 27 Wilayah Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem pada 19-25 Januari 2021, Peringatan Dini BMKG!
Baca juga: Pejabat Esolon II di Manggarai Timur Kontak Erat dengan Bupati Agas Andreas Reaktif Rapid Antigen
Pada Jumat (9/12/2016), Kompas.com beserta rombongan jurnalis dari Indonesia berkesempatan berkunjung ke negara yang terletak di timur Pulau Timor ini.
Saat masih menjadi bagian dari Indonesia, Timor Leste dikenal dengan nama Timor Timur.
Wilayahnya berbatasan langsung dengan Timor Barat yang menjadi bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Butuh waktu sekitar 1 jam 45 menit penerbangan dari Bandara Ngurah Rai di Denpasar, Bali untuk mencapai Bandara Presidente Nicolau Lobato di Ibu Kota Negara Timor Leste, Dili.
Suasana panas nan kering langsung menyambut kami begitu mendarat di Dili.
Kondisi bertambah gerah saat memasuki terminal bandara.
Meski berstatus bandara internasional, kondisi terminal Bandara Presidente Nicolau Lobato jauh dari kesan megah khas arsitektur bandara-bandara masa kini.
Tidak ada dinding-dinding kaca berukuran besar. Bangunannya pun hanya bangunan satu lantai. Tidak sampai di situ, pada beberapa sudut bangunan terminal juga terlihat bekas cat yang sudah mengelupas.
Salah seorang rekan jurnalis sempat berceletuk mengomentari kondisi tersebut. "Kalau masih masuk Indonesia mungkin bandaranya udah bagus," ujar dia.
Pendapat itu mungkin benar adanya. Karena saat ini sudah banyak bandara-bandara milik Angkasa Pura I di wilayah timur Indonesia yang direnovasi. Tentunya dengan arsitektur khas bandara masa kini.
Saat akan melewati pemeriksaan imigrasi, kami dikenakan biaya visa on arrival sebesar 30 dollar Amerika Serikat.