Timor Leste

Simak Kondisi Timor Leste Tahun 2016 Lalu, Ini yang Luar Biasa Hingga 2021, Sudah Maju?

Simak Kondisi Timor Leste Tahun 2016 Lalu, Ini yang Luar Biasa Hingga 2021, Sudah Maju?

Editor: Gordy Donofan
via sosok grid.id
Patung Cristo Rei, Timor Leste 

Mata uang kertas yang resmi berlaku di Timor Leste memang adalah mata uang negeri Paman Sam itu.

Mata uang yang dibuat sendiri oleh Pemerintah Timor Leste adalah mata uang logam dengan pecahan 1,10,25, 50 dan 100 sen.

Bandara Presidente Nicolau Lobato berlokasi tak jauh dari pusat kota Dili.

Hanya butuh waktu sekitar 10 menit dari lokasi tersebut untuk mencapai tempat kami menginap di Timor Plaza, hotel sekaligus kawasan pusat perbelanjaan terbesar di Dili.

Secara geografis, Kota Dili berlokasi di pinggir pantai. Dalam perjalanan menuju hotel, kami sempat melihat salah satu sungai yang sudah dalam kondisi kering.

Menurut pengemudi yang membawa kami menuju hotel, di Timor Leste memang sedang musim panas. Itulah sebabnya kenapa cuaca begitu terasa sangat panas.

Bahasa resmi kenegaraan di Timor Leste adalah Bahasa Portugal.

Namun, dalam kesehariannya, sesama masyarakat di sana menggunakan Bahasa Tetun yang merupakan bahasa asli daerah setempat.

Meski sudah berpisah, masyarakat Timor Leste masih fasih berbahasa Indonesia. Mereka juga bersikap ramah.

Seperti saat saya menanyakan lokasi toko yang menjual rokok. Tukang parkir itu langsung menanyakan merek rokok yang saya cari.

Saat saya menyebutkan merek rokok yang dicari, ia langsung menerangkan merek rokok itu tidak dijual di supermarket yang ada di dalam Timor Plaza, tapi ada di jual di satu di antara minimarket yang masih ada di kawasan Timor Plaza.

"Kalau di sini adanya cuma Marlboro. Sampoerna adanya di sana," kata dia sembari menunjukan lokasi minimarket yang dimaksud. Harga rokok di Dili adalah sekitar 1,5 Dollar AS.

Jika diubah ke dalam kurs rupiah, harga ini hampir sama dengan harga jual rokok di Indonesia yang rata-rata kini dijual dengan harga sekitar Rp 20.000-an.

Kompas.com sempat berbincang dengan petugas parkir yang bernama Miguel Da Silva (43) itu.

Hal yang ditanyakan adalah apakah dirinya lebih senang dengan kondisi saat ini atau saat masih menjadi bagian dari Indonesia Miguel tak menjawab dengan tegas.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved