Saling Tuduh Langgar Perjanjian, Rusia VS Amerika Serikat Makin Tegang: Skenario Tak Menguntungkan
Saling Tuduh Langgar Perjanjian, Rusia VS Amerika Serikat Makin Tegang: Skenario Tak Menguntungkan
Skenario tidak menguntungkan
Konstantin Kosachev, ketua komite urusan luar negeri majelis tinggi parlemen Rusia, mengatakan keputusan Moskwa untuk meninggalkan Open Skies "dapat diprediksi", karena negara-negara anggota lainnya tidak memenuhi persyaratannya.
Baca juga: Lesty Kejora Dianggap Hanya Jagain Jodoh Orang, Mbak You Ramal Hati Rizky Pura-pura Sayang
Baca juga: Sudah Berhadapan dalam Jarak 3 Meter,Orang ini Omel dan Bentak Harimau,Selanjutnya Ini yang Terjadi
Baca juga: Indomaret 16 Januari 2021, Mie Sedap Murah, Katalog Promo HTH Indomaret Morinaga Chilschool Diskon
Dalam sebuah posting di Facebook pada Jumat (15/1/2021), anggota parlemen mengatakan Rusia meminta anggota yang tersisa, untuk mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan mentransfer informasi yang diperoleh berdasarkan perjanjian Open Skies ke Washington.
Amerika Serikat, seperti banyak anggota perjanjian Open Skies, adalah bagian dari aliansi NATO.
"Kesalahan atas apa yang terjadi sepenuhnya ada pada Amerika Serikat dan sekutu NATO. Dan ini adalah skenario yang sangat tidak menguntungkan," tulis Kosachev.
Sementara Moskwa dan Washington sering saling menuduh melakukan pelanggaran, NATO mendukung pelestarian perjanjian tersebut.
Wakil juru bicara NATO Piers Cazalet mengatakan "implementasi selektif" Rusia atas tugas Open Skies untuk sementara waktu telah merusak kontribusi perjanjian itu bagi keamanan regional.
"Semua Sekutu NATO tetap berkomitmen untuk mengontrol senjata internasional yang efektif, pelucutan senjata, dan non-proliferasi, yang penting untuk keamanan kami," kata Cazalet dalam sebuah pernyataan.
Perjanjian yang ditinggalkan
Perjanjian Open Skies adalah salah satu dari tiga perjanjian utama yang ditinggalkan Washington di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump yang akan segera berakhir.
Pada 2018, Amerika Serikat menarik diri dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), yang umumnya dikenal sebagai kesepakatan Iran, yang mengekang program nuklir Teheran dengan imbalan pelonggaran sanksi internasional.
Iran menangguhkan beberapa komitmennya sendiri berdasarkan kesepakatan 2015 sebagai pembalasan.
Washington juga menarik diri dari Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka Menengah (INF) dengan Rusia, yang semakin menegangkan hubungan yang sudah tegang antara Moskwa dan Washington dalam beberapa tahun terakhir setelah Perang Dingin.
Ada pun tantangan pertama dalam hubungan bilateral dengan Rusia yang akan dihadapi oleh presiden terpilih Joe Biden, adalah negosiasi perpanjangan perjanjian START Baru.
Baca juga: Lesty Kejora Dianggap Hanya Jagain Jodoh Orang, Mbak You Ramal Hati Rizky Pura-pura Sayang
Baca juga: Sudah Berhadapan dalam Jarak 3 Meter,Orang ini Omel dan Bentak Harimau,Selanjutnya Ini yang Terjadi
Baca juga: Indomaret 16 Januari 2021, Mie Sedap Murah, Katalog Promo HTH Indomaret Morinaga Chilschool Diskon
Baca juga: Sebut Nama Cut Tari, Hotman Paris Bongkar Rahasia Ariel NOAH & Cut Tari yang Terpendam Lama, Apa?
Kesepakatan yang merupakan pakta pengurangan senjata terakhir oleh Washington dengan Moskwa, akan berakhir pada 5 Februari.