BEI NTT Usulkan Influencer Beri Edukasi bukan Rekomendasi

tawaran yang tidak masuk akal antara lain Bunga satu persen per hari, bunga 10 persen per minggu, atau bunga 100 persen per tahun.

Penulis: F Mariana Nuka | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto BEI NTT Usulkan Influencer Beri Edukasi bukan Rekomendasi
POS-KUPANG.COM/F MARIANA NUKA
Adevi Sabath Sofani, Ketua BEI Kantor Perwakilan NTT sedang memberikan materi tentang pasar modal

BEI NTT Usulkan Influencer Beri Edukasi, bukan Rekomendasi

POS-KUPANG.COM ǀ KUPANG -  Kehadiran beberapa artis atau influencer seperti Ari Lasso, Raffi Ahmad, Ustad Yusuf Mansur, dan Kaesang Pangarep yang turut merekomendasikan saham dinilai memberikan sisi negatif dan positif dalam pasar modal.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Adevi Sabath Sofani, alangkah lebih baik para artis melakukan edukasi daripada rekomendasi.

Adevi menyampaikan, literasi pasar modal masih sangat rendah. Banyaknya influencer yang berbagi pengalaman investasinya di Pasar Modal membuat makin banyak masyarakat yang melek.

Namun, rekomendasi harus dinyatakan bersamaan dengan proyeksi dan data yang jelas, semisal mengapa saham emiten tersebut harus dibeli/dikoleksi, apakah kinerjanya secara fundamental baik, dan lainnya.

Jika tidak dilakukan, hal itu membuat masyarakat yang baru terjun berinvestasi bisa menjadi tidak bijak mengambil keputusan. Masyarakat mungkin berpikir bahwa saham emiten tersebut bagus karena direkomendasi artis/influencer.

“Sebaiknya, langkah berinvestasi yang tepat adalah mengetahui apa yang kita beli/miliki. Kita tahu jelas saham emiten yang kita beli kinerjanya baik/buruk. Kita bisa juga mengikuti kelas investor, kelas market outlook, dan investor gathering dengan narasumber dari analis Perusahaan Sekuritas. Pastinya ketika mereka menginformasikan suatu saham akan didukung dengan data,” kata Adevi kepada POS-KUPANG.COM, Rabu (13/1/2021).

Kegiatan berinvestasi tentunya harus dilakukan dengan cermat dan teliti agar tidak masuk dalam aktivitas investasi bodong.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan NTT, Robert HP Sianipar pernah menjelaskan, masyarakat harus memastikan 2L sebelum berinvestasi, yaitu Legal dan Logis. Legal, artinya sudah berizin di otoritas/lembaga yang memberi izin, semisal Koperasi izin di Dinas Koperasi, Uang Elektronik/Money Changer/Jasa Pengiriman Uang izin ke Bank Indonesia, Bank/Non Bank/Pasar Modal izin di OJK, MLM izin di Dinas Perdagangan, Perusahaan Berjangka izinnya di Bappebti, dan sebagainya. Sementara Logis artinya imbal hasil yang masuk akal.

Contohnya, tawaran yang tidak masuk akal antara lain Bunga satu persen per hari, bunga 10 persen per minggu, atau bunga 100 persen per tahun.

"Cek dulu izinnya ada atau tidak dan imbal hasil yang ditawarkan wajar atau tidak. Jangan tergiur dengan public figure; tetap waspada. Semoga saran ini cukup membantu," kata Robert, Selasa (15/9/2020) lalu.

Rekomendasi Saham Awal Tahun 2021

Branch Representative Phintraco Sekuritas Cabang Kupang, Imadudin Abdul Rochim menyebutkan, masyarakat dapat melirik beberapa saham sektor perbankan di bulan Januari 2021 ini. Saham-saham sektor perbankan dengan market capital besar tersebut seperti BBCA (PT Bank Central Asia Tbk), BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, BBNI (PT Bank Negara Indonesia Tbk), dan BMRI (PT Bank Mandiri Persero Tbk).

Menurut Imad, sektor-sektor itu sedang mulai diburu oleh para investor asing dan investor domestik menyusul kinerja emiten perbankan yang cenderung membaik pasca new normal.

Selain itu, Imad juga menyampaikan bahwa saham-saham sektor konstruksi mendapat sentimen positif dari pemerintah terkait pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF).

Pembentukan itu mampu menarik dan mengelola investasi yang masuk ke Indonesia dan mulai beroperasi per akhir Januari nanti.

Baca juga: Sehari Dirawat, Pasien Probable  Meninggal, Dimakaman Pihak Keluarga, Kenapa?

Baca juga: Tambah 12 Orang  Positip Virus Corona, Sumba Barat Kembali Ke Zona Merah

Baca juga: Keluarga Pasien Covid-19 yang Meninggal Datangi Kantor Bupati Sumba Timur Minta Jenazah Digali 

Baca juga: 3 Pasien Covid dan 15 Pasien Reaktif Antigen Serta 7 Pasien Reaktif Antibodi Jalani Karantina

“Emiten di sektor konstruksi yang menggarap Proyek Strategi Nasional (PSN) 2021 seperti WSKT (PT Waskita Karya Persero Tbk), WIKA (PT Wijaya Karya Persero Tbk), PTPP (PT PP Persero Tbk) dan ADHI (PT Adhi Karya Persero Tbk) beserta anak usahanya WSBP (PT Waskita Beton Precast Tbk), WEGE (PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk), PPRE (PT PP Presisi Tbk) dan WTON (PT Wijaya Karya Beton Tbk) akan kena dampak positif dari SWF ini dan untuk investor bisa mulai cicil buy untuk saham konstruksi BUMN terkait,” urai Imad.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka)
 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved