Breaking News

Jangan Panik, Begini Efek Samping Usai Vaksin Covid 19 di AS, Bagaimana di Indonesia? Apakah Sama?

Jangan Panik, Begini Efek Samping Usai Vaksin Covid 19 di AS, Bagaimana di Indonesia? Apakah Sama?

Editor: maria anitoda
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
Jangan Panik, Begini Efek Samping Usai Vaksin Covid 19 di AS, Bagaimana di Indonesia? Apakah Sama? 

Perlu dicatat bahwa kelangkaan efek samping yang parah bukanlah satu-satunya alasan mengapa vaksin Pfizer dan Moderna pada akhirnya dapat mengalahkan virus corona.

Sama pentingnya adalah bahwa kedua vaksin itu ditemukan sekitar 95 persen efektif dalam mencegah seseorang terjangkit virus corona, angka yang mengesankan yang membuat banyak peneliti lengah.

Terakhir, perlu dicatat bahwa pengembangan vaksin virus corona yang efektif hanyalah setengah dari perjuangan.

Pertarungan lain terletak pada meyakinkan mayoritas orang untuk melakukan vaksinasi, sesuatu yang perlu terjadi untuk mencapai herd immunity dan mencegah wabah di masa depan. Sesuai standar WHO, vaksin Covid-19 akan diberikan dua kali penyuntikan, dengan jarak dosis kedua diberikan setelah tiga minggu dari vaksin pertama.

Baca juga: Elsa dan Angga Bikin Rencana Untuk Celakakan Al dan Andin, Rencana Jahat Terkuak? SIMAK Ikatan Cinta

Baca juga: PPPK Dapat Uang Pensiun Seperti PNS, Penjelasan Kepala BKN, Segera Daftar Guru PPPK 2021

Baca juga: Simak Amanat Kapolda NTT Dalam Sertijab Pejabat Baru di Polda NTT, INFO

Vaksin Covid-19 di Indonesia Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, setidaknya membutuhkan waktu selama 3,5 tahun untuk dapat menyelesaikan proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

Hal itu berdasarkan perhitungan pemerintah terhadap jumlah sasaran vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. "Kira-kira butuh waktu 3,5 tahun untuk vaksinasi semuanya," ujar Budi dikutip dari siaran pers di laman resmi Kemenkes, dikutip Kompas.com Sabtu (2/1/2021).

Lebih lanjut, pihaknya merinci pembelian vaksin oleh Pemerintah Indonesia berasal dari lima jalur.

Sebanyak empat jalur berasal dari kerja sama bilateral dengan empat produsen yaitu Sinovac dari China, Novavax dari Kanada-Amerika, Pfizer dari Jerman-Amerika dan AstraZeneca dari Swiss-Inggris.

Kemudian, satu jalur lain berasal dari kerja sama multilateral yakni COVAX/GAVI dari aliansi vaksin GAVI dengan didukung WHO dan CEPI. Budi menegaskan, komunikasi terus dilakukan secara intens, mengingat saat ini vaksin menjadi komoditas yang paling diperebutkan oleh seluruh negara di dunia.

"Karena memang ini belum ada barangnya, kita harus siap-siap. Jadi ada isu kemanusiaan di sini, itu sebabnya kita agresif mencari vaksin, meski vaksinnya belum terbukti kita sudah DP duluan.

Kenapa? Karena nanti kita ngak kebagian," ucapnya. Sesuai dengan standar dari WHO, nantinya setiap penduduk akan dilakukan dua kali penyuntikan.

Baca juga berita lainnya:

Sebahyak 13.200 veil vaksin corona Sinovac tahap pertama untuk Provinsi NTT Tiba di Kupang pada Selasa (5/1/2021) pagi. Pengangkutan vaksin Govid-19 tahap pertama ini menggunakan penerbangan Batik Air.

Penurunan Vaksin (Vaccine & Sera) dari pesawat Batik Air dengan Nomor penerbangan ID-6540 dilaksanakan oleh petugas pada pukul 06.24 Wita seletah pesawat yang membawa vaksin dari Jakarta itu landing di Bandara Internasional El Tari Kupang pada 06.15 Wita.

Setelah diturunkan, sekira pukul 06.35 Wita, sebanyak 7 koli vaksin dengan berat 256 kg itu dibawa dengan pengawalan dari Apron menuju terminal Cargo Bandara Internasional El Tari Kupang.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved