Bukan hanya Imanuel tetapi juga Yesus

Menarik untuk disimak dan direnungkan disini adalah pemberian nama Immanuel dalam teks natal ini

Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
Pdt Dr Mesakh Dethan (di tengah memakai Togaputih) Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, diapit oleh oleh Pdt. Selviany Pollo-Milla, S.Si (Ketua Majelis Jemaat Baith El Nunhila) dan Pdt. Happy Radja Dima, STh serta Pdt. Marsalina Saetban Maura , STh (dibelakang Pdt. Happy, berbaju tenunan), seusai kebaktian Natal di Jemaat Baith El Nunhila,Klasis Kota Kupang,Jumat 25 Desember 2020. 

Atau kesenjangan waktu antara Nabi Malekahi sebagai Jubir Allah dalam PL dan Yohanes Pembaptis sebagai Jubir Allah dalam PB.

Mengutip Lambert Lance dalam postingannya "400 Silent Years: Anything but Silent (http://www.whyisrael.org/2010/12/09/400-silen t-years-anything-but-silent-part-1/; lihat juga Charles F. Pfeiffer. Antara Perjanjian, Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 1959, hlm 132) Dethan mengatakanterdapat "masa keheningan selama 400 tahun, dimana tidak ada suara kenabian yang muncul dan tidak ada tulisan alkitab yang dilhamkan Tuhan Allah."

Orang Bertanya dimanakah Tuhan Allah selama periode ini. Jadi ini merupakan kurun waktu di mana Tuhan Allah seakan-akan tidak menyatakan apa-apa yang baru kepada umat-Nya.

Tuhan Allah seakan-akan tidak lagi menyertai umatNya Israel dan membiarkan mereka berjalan sendiri dalam kegelapan.

Israel di hukum Allah dan dibiarkan sendiri berjalan dan di hancurkan oleh berbagai bangsa mulai dari bangsa Assyur, Babilonia hingga bangsa Romawi pada jaman Yesus.

Teks Injil Matius 1:18-25 yang menjadi bacaan pada kebaktian Natal adalah penggenapan dari nubuatan Mesianik dari Nabi Yesaya tentang pemulihan Tuhan Allah bagi Umatnya (Yesaya 8:23 - 9:6).

Bahwa Umat Beriman jangan berputus asa, karena Allah tetap ada dan berkarya dan Ia akan memulihkan umatNya. Ia akan menerbitkan cahaya terang di tengah-tengah kegelapan dan kekalutan umatNya.

Yesaya berkata: "Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar." (Yesaya 9:1).

Bagi Yesaya kelegaan dan kegembiraan memuncak saat alat-alat perang dihapuskan sebagai gantinya sukacita untuk bertemu dengan pembebasan, yang bukan dilakukan oleh bala tentara hebat seperti Gideon, tetapi oleh kelahiran seorang anak yang telah dinubuatkan sebelumnya yang akan diberi nama Immanuel yang artinya "Allah beserta kita".

"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. 7 Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. (Yesaya 9:5,6).

Janji Mesianik ini telah digenapi dengan kelahiran sang Juruselamat Yesus Kristus. Dan janji ini tetap relevan bagi kita.

Dalam diri Yesus kita dapat menemukan makna natal yaitu makna penyertaan Allah dalam kakalutan dan permasalahn dunia yang dilanda Pandemi Covid-19 ini.

Kerapuhan dan kegagalan kita sebagai manusia untuk mengatasi permasalahan kita sendiri, dimana seakan-akan sedang berjalan dalam kegelapan, dalam diri Yesus Kristus kita melihat cahaya harapan.

Jikalau Yesus yang telah datang ke dalam dunia untuk menebus dan menolong kita dan menunjukkan bahwa Allah selalu beserta dan menyertai umatNya, maka dalam iman pula kita kita yakin bahwa Yesus juga mampu menolong kita melewati masa-masa yang sulit pandemi Covid-19.

Dalam diri Yesus Allah telah membuktikan bahwa orang beriman tidak pernah dibiarkan berjalan sendiri dalam kegelapan mereka, tetapi berjalan dalam terang Allah.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved