Bukan hanya Imanuel tetapi juga Yesus

Menarik untuk disimak dan direnungkan disini adalah pemberian nama Immanuel dalam teks natal ini

Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
Pdt Dr Mesakh Dethan (di tengah memakai Togaputih) Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, diapit oleh oleh Pdt. Selviany Pollo-Milla, S.Si (Ketua Majelis Jemaat Baith El Nunhila) dan Pdt. Happy Radja Dima, STh serta Pdt. Marsalina Saetban Maura , STh (dibelakang Pdt. Happy, berbaju tenunan), seusai kebaktian Natal di Jemaat Baith El Nunhila,Klasis Kota Kupang,Jumat 25 Desember 2020. 

POS-KUPANG.COM - Menarik untuk disimak dan direnungkan disini adalah pemberian nama Immanuel dalam teks natal ini. Nama Immanuel ini sudah dinubuatkan dalam PL ratusan tahun yang lalu.

Dalam Matius 1:23, ketika Yusuf bermimpi, Malaikat Tuhan mengatakan nama Imanuel yang akan dikenakan pada bayi dari Yusuf dan Maria.

Tetapi marilah kita perhatikan, di ayat 24, setelah anak itu lahir, Yusuf justru hanya memberi nama Yesus.

Padahal di ayat 23 dikatakan mereka akan menakaman dia Imanuel yang artinya Allah beserta kita. Kalau dalam gaya orang Kupang mestinya anak laki-laki yang dilahirkan Maria itu dinamai Imanuel dan dipanggil Ima" atau , Nuel", tapi mengapa justru Yusuf hanya memberi nama Yesus? Sepertinya tidak ada hubungan.

Baca juga: TNI Perketat Keamanan Dengan Menggelar Sweeping di Perbatasan

Mimpi akan dinamakan Imanuel, tetapi ketika Yusuf sadar memberi nama Yesus. Dalam hal ini jangan kita berprasangka buruk atau kita berpikir yang tidak-tidak", demikian cuplikan khotbah Natal oleh Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, pada Kebaktian Natal di Gereja Baith El Nunhilan, Klasis Kota Kupang yang dilayani oleh Pdt. Selviany Pollo-Milla, S.Si (Ketua Majelis Jemaat Baith El Nunhila), Pdt. Happy Radja Dima, STh dan Pdt. Marsalina Saetban Maura , STh, Jumat 25 Desember 2020.

Menurut Akademisi dan Dosen Pasca Sarjana Teologi UKAW Kupang ini, justru dua nama Imanuel dan Yesus ini ada hubungan yang erat dan saling melengkapi.

Pdt Dr Mesakh Dethan bersama mantan muridnya Robo Tadu
Pdt Dr Mesakh Dethan bersama mantan muridnya Robo Tadu, seusai kebaktian Natal di Jemaat Baith El Nunhila, Klasis Kota Kupang, Jumat 25 Desember 2020.

Imanuel artinya Allah menyertai kita. Nah Alllah menyertai bukan hanya seperti istilah orang Kupang bilangmenyertai dalam arti pasmen saja. Tapi menyertai disertai sebuah tindakan, dan karena itu nama "Yesus"yang diberikan oleh Yusuf adalah nama yang diambil dari alkitab Perjanjian Lama (PL) dalam bahasa Ibrani yaitu "Joshua".

Baca juga: Manggarai Tambah 1 Pasien Positif Covid-19, Total 18

Jadi Nama Yesus ini adalah sebuah kata Yunani atau terjemahan Bahasa Yunani untuk kata Ibrani Joshua: artinya "Allah menyelamatkan".

Jadi dalam diri sang Juruselamat dunia ini ada dua nama yang melekat sekaligus Imanuel dan Yesus. Itu artinya apa? Itu artinya Allah yang menyertai UmatNya dan sekaligus menyelamatkan mereka.

"Jika nama Joshua dalam PL menunjuk kepada Joshua pengganti Musa, yang menyelamatkan satu suku bangsa saja, maka Joshua dalam PB yakni Yesus menyelamatkan seluruh dunia. Jadi Allah yang menyertai kita ini, adalah Allah bertindak, adalah Allah yang menyelamatkan. Bukan Allah yang berdiam diri. Allah hadir untuk bertindak', demikian penjelasan pakar Perjanjian Teologi Perjanjian Baru tamatan Universitas Heidelberg Jerman ini.

Lebih jauh Mesakh Dethan, yang merupakan mantan Wartawan Pos Kupang dan Pencetus Rubrik Tapaleuk ini, mengajak jemaat untuk melihat sekilas ke latar belakang historis tulisan-tulisan Alkitab, dimana kitab Kejadian Sampai Wahyu merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling melengkapi.

Kejadian mulai dengan pada mulanya dan wahyu sebagai kitab terakhir menutupnya dengan Amin.

"Namun apakah bapak ibu sadari bahwa antara kitab PL dan PB ada terdapat beberapa halaman kosong? Apakah ini suatu kebetulan atau adalah sebuah simbol yang ingin diberikan. Kalau kita lihat mulai dari kitab Kejadian, sampai Maleakhi selalu tidak dibiarkan ada halaman kosong yang mencolok, begitu selesai satu kitab langsung disambung di bawahnya. Tapi begitu perpindahan Kitab Maleakhi menuju Kitab Matius ada beberapa halaman kosong yang yang disengajakan. Ini adalah simbol yang memiliki maknanya. Ternyata halaman kosong antara Maleakhi dan Matius itu menurut para ahli berjarak 400 tahun. Masa yang para ahli kitab suci katakan sebagai periode intertestamental", demikian Doktor Teologi lulusan Universitas Heidelberg Jerman ini.

Menurut Mesakh Dethan terdapat jeda waktu antara tulisan-tulisan terakhir di Perjanjian Lama (Kitab Maleakhi) dan munculnya Yohanes Pembaptis dan Kristus (yang disebut dalam Injil Matius) dikenal sebagai periode intertestamental (Periode "antar perjanjian").

Karena pada periode ini tak ada pewahyuan dari Allah.Ada kesenjangan waktu antara periode yang dicakup oleh Kitab Maleakhi" dan periode yang dicakup oleh Matius dan tulisan-tulisan PB lainnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved