FLM Pastikan Tidak Ada Pengungsi Ile Lewotolok yang Kelaparan
Relawan Forum Lembata Memanggil ( FLM) sudah berada di Lembata sejak Selasa, (8/12/2020)
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA-Relawan Forum Lembata Memanggil ( FLM) sudah berada di Lembata sejak Selasa, (8/12/2020). Mereka turun langsung, dari rumah ke rumah, kebun ke kebun, membawa bantuan logistik untuk semua korban erupsi Ile Lewotolok. Salah satu misi mereka yakni memastikan bahwa tidak ada pengungsi erupsi Ile Lewotolok yang kelaparan.
Relawan Forum Lembata Memanggil (FLM) Polce Ruing menjelaskan, sebagai relawan mereka sudah menyampaikan langsung kepada pemerintah daerah kehadiran FLM di tanah Lembata.
"Kami sebagai orang beradab sudah melapor ke pemerintah bahwa kehadiran kami ingin ambil bagian dalam duka Lembata. Fokus kami pertama adalah tanggap darurat dan kami pastikan semua donasi materi dan uang bisa sampai ke tempat pengungsi yang membutuhkan," tegas Polce kepada wartawan di Posko FLM Hotel Rejeki Lewoleba, Kamis (10/12/2020).
Baca juga: Pertama di Indonesia, Pengolahan Sampah di Ende Gunakan Teknologi
Polce menyampaikan bahwa Forum Lembata Memanggil merupakan sebuah forum anak-anak tanah Lembata diaspora yang berada di Jakarta bersama para donatur.
Mereka membawa bantuan sebanyak 1700 paket sembako hasil donasi dari Putra asli NTT Petrus Orias Moerdak Dirut PT Inalum yang peduli pada musibah yang menimpa warga Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur.
Sumbangan tersebut diberikan kepada komunitas Diaspora NTT yang jadi satu kesatuan dengan Forum Lembata Memanggil melalui Perum Bulog Larantuka.
Baca juga: Begini Nasib Pilkades Tahap III di TTS
"Info ini penting supaya masyarakat tahu kami ada dan kami ada dengan warga. Mereka tidak boleh lapar. Kami pastikan semua manajemen kita pertanggungjawabkan secara resmi sehingga ada kepercayaan. Kita harap keadaan di Lembata tidak boleh berlarut larut dalam duka," tambahnya.
Posko Forum Lembata Memanggil di Hotel Rejeki Lewoleba juga selalu buka 24 jam untuk semua kebutuhan dan kepentingan para penyintas erupsi Ile Lewotolok.
Forum ini juga menemukan kalau banyak warga terdampak juga belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Jadi, kehadiran mereka juga untuk membantu pemerintah menjangkau pengungsi yang belum dijamah sama sekali oleh Pemda Lembata.
Selain tanggap darurat, Forum Lembata Memanggil juga fokus pada penanganan pasca bencana yakni tahapan rehabilitasi, rekonstruksi dan pemberdayaan.
Relawan FLM Gabriel Goa, menjelaskan pihaknya juga mau menggungah kesadaran publik supaya tahu bahwa Lembata butuh solidaritas kemanusiaan untuk keluar dari musibah alam ini.
Oleh sebab itu, menurutnya manajemen kebencanaan adalah prasyarat penting dalam penanganan kebencaan.
"Orang sibuk untuk tanggapdarurat. Tapi penting untuk tentukan asesmen warga ada di mana saja. Manajemen kebencanaan sudah diatur Undang Undang dan di bawah komando BNPB tapi ada program praktis yakni korban harus dimitigasi," jelas Gabriel yang berpengalaman menangani pengungsi bencana alam di sejumlah tempat di Indonesia.
Dia menekankan tujuan dari kehadiran tim relawan FLM juga adalah Lembata siaga bencana dan menjadikan korban sebagai subjek penanganan kebencanaan.
"Partispasi utama adalah masyarakat bukan hanya pemerintah. Perempuan, anak dan difabel akan jadi prioritas," ujarnya.