Opini Pos Kupang

Bahaya HIV dan AIDS Kota Kupang di Tengah Pandemi Covid-19

Bahaya HIV dan AIDS di Kota Kupang di tengah merebaknya pandemi Covid-19

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Bahaya HIV dan AIDS Kota Kupang di Tengah Pandemi Covid-19
Dok POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

Bahaya HIV dan AIDS di Kota Kupang di tengah merebaknya pandemi Covid-19

Oleh : Drs. Marselinus Bay, Msi, Kepala Sekretariat KPA Kota Kupang

POS-KUPANG.COM - Sejak hampir 9 bulan ini sebagian besar masyarakat di negara kita, terutama para pemimpin pemerintah di tingkat pusat dan daerah, pemerhati dan pelaku bidang kesehatan, ekonomi dan sosial telah banyak mencurahkan perhatian, pikiran, tenaga dan upaya dalam menghadapi ancaman kesehatan global terkait penyebaran penyakit corona sebagai suatu jenis penyakit baru yang berbahaya dan mematikan.

Ada rasa cemas, takut dan kehati-hatian dalam menghadapi keganasan virus corona yang dengan mudah dan cepat telah menular dari manusia kemanusia dan menjadi pandemi.

Angka kesakitan dan kematian penyakit ini cukup tinggi dan berdampak merusak berbagai sendi kehidupan manusia. Semua negara, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organisation), organisasi kemasyarakatan dan keagamaan serta para ilmuwan mengerahkan segala upaya, dana dan peralatan untuk memerangi penyakit ini.

Baca juga: Solidaritas Untuk Lembata

Sejenak kita bisa abai dan bahkan lupa bahwa masih banyak jenis penyakit mematikan lain yang juga sangat mengancam kehidupan umat manusia, seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom) yang secara perlahan namun pasti membahayakan kesehatan perorangan, masyarakat bahkan dapat mengancam keselamatan suatu generasi umat manusia manakala tidak ditangani dengan baik.

Kasus HIV dan AIDS bertambah tiap tahun dan seperti mengurai gunung es (ice berg phenomenon) di samudera, hanya nampak sepertiga di atas permukaan namun masih ada dua per tiga lainnya yang tidak terlihat atau tersembunyi di bawah permukaan.

Baca juga: Frans Salesman Sebut Debat Publik Putaran Ketiga di TTU Sesuai Ekspektasi

Kondisi ini diperparah dengan sikap masyarakat yang masa bodoh akan bahaya penularan penyakit ini, dengan berperilaku seks bebas dan tidak aman, walaupun upaya preventif dan promotif gencar dilakukan.

Selain itu ketersediaan layanan kesehatan untuk menjamin upaya kuratif dan rehabilitatif pun belum sepenuhnya mampu mengatasi penanganan HIV dan AIDS, jika masih ada sikap dan perilaku komunitas ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS) tertentu yang "tertutup"dan "eksklusif" terhadap petugas kesehatan dan keluarga serta tidak patuh dalam pemeriksaan kesehatan dan terapi pengobatan.

Contoh kasus di Kota Kupang, bahwa Pemerintah Kota Kupang melalui Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Kupang bersama jajaran instansi terkait dan mitra sudah melaksanakan berbagai upaya dan langkah untuk mencegah dan menanggulangi masalah HIV dan AIDS. Namun tiap tahun masih terus ditemukan kasus-kasus baru HIV dan AIDS dan beberapa permasalahan lain dalam penanganannya.

Sejak tahun 2000 s/d September 2020 di Kota Kupang, tercatat 1671 kasus HIV dan AIDS, dengan rincian 1206 kasus HIV (72,17 persen) dan 465 kasus AIDS (27,83 persen).

Lebih banyak laki-laki yang terinfeksi HIV dan AIDS ;1000 orang (59,84 persen) dan perempuan : 671 orang (40,16 persen). Kelompok umur yang mendominasi tertular adalah orang muda, usiap roduktif (usia 20-49 tahun) sebanyak : 1500 orang (89,76 persen).

Sebaran kasus sesuai jenis pekerjaan: kelompok swasta 19 persen, IRT (ibu rumah tangga) 13 persen, WPS (wanita pekerja seks) 10 persen, lain-lain 9 persen, PNS/ASN 8 persen, mahasiswa dan petani masing-masing 6 persen, TNI/Polri, buruh, tukang ojek, pelaut dan sopir masing-masing 5 persen, serta mantan TKI 4 persen.

Sebaran kasus HIV dan AIDS di 5 wilayah kecamatan di Kota Kupang, sebagai berikut: Oebobo 20 persen, Kelapa Lima dan Maulafa masing-masing 19 persen, Alak 16 persen, Kota Lama 15 persen dan Kecamatan Kota Raja 11 persen.

Bahwa Penularan HIV dan AIDS di Kota Kupang terutama disebabkan perilaku seks bebas dan tidak aman. Penularan pada heteroseksual 91 persen, LSL 7 persen dan perinatal 2 persen.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved