Peran WKRI Ditengah Pandemi, Yuk Simak !
WKRI perlahan - lahan terus melakukan pendekatan dan advokasi ke berbagai kabupaten dan juga ke paroki - paroki.
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
Jembatan kasih yang terbangun dengan adanya pandemi ini adalah karena bagaimana mengubah tantangan menjadi peluang sehingga cinta kasihnya menjadi lebih banyak dan lebih nyata.
"Kita berpikir untuk berkelanjutan sehingga tali silaturahmi ini tidak hanya disaat pandemi tetapi ini menjadi sesuatu yang terus menerus karena bagaimanapun kehidupan terus berlanjut dan kita berharap pandemi segera berakhir" urainya.
Direktur Poltekkes Kemenkes, Kupang, Dr. R. H. Kristina mengatakan, selama ini memang sudah banyak hal yang dilakukan Poltekkes dengan bermitra dan bekerjasama dengan WKRI terutama untuk kegiatan yang berkaitan dengan ibu - ibu.
"Kegiatan yang telah kami lakukan adalah pelatihan kepemimpinan untuk membuka wawasan dari ibu - ibu WKRI" ujar Kristina.
"Jadi ibu - ibu ini sehari - harinya bekerja dengan penuh tantangan. Sekali - sekali mereka diberi peningkatan meningkatkan kemampuan mereka untuk menangani keluarga juga berkehidupan bermasyarakat" katanya.
Setelah itu, dilakukan juga pengolahan makanan berbasis kelor.
"Kita tahu bahwa program gubernur NTT saat ini adalah membuat masyarakat agar bisa mengonsumsi kelor sampai ke pelosok. Oleh karena itu lewat wadah ini kita langsung masuk ke basis yang paling bawah untuk mereka mengolah makanan seperti teh kelor, bakso kelor dan nugget kelor yang begitu bergizi" ungkap Kristina.
Selain itu, diadakan juga pelatihan tentang bagaimana menurunkan angka kematian ibu dan anak di NTT melalui kemampuan dari ibu - ibu WKRI.
"Ternyata hasilnya luar biasa bahwa begitu antusiasnya ibu - ibu mengikuti program ini dan mereka mengikuti sampai 1 minggu. Dan nanti mereka akan melatih lagi pada tingkat bawah bagaimana memelihara saat masa kehamilan sehingga masyarakat dibawah bisa tertular pengetahuan untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak" ujarnya.
Kegiatan yang lain yang akan digagaskan adalah program dari pusat yaitu pembagian sejuta masker.
"Memang terlambat tetapi karena program ini jalan, barang - barangnya juga masih ada, kami akan menggunakan wadah WKRI untuk masuk lebih dalam lagi ke penduduk - penduduk yang membutuhkan sekaligus memasarkan pola hidup bersih dan sehat dan menjaga kesehatan selama masa pandemi covid" terangnya.
Selain itu, lanjut Kristina, dia juga ingin bekerjasama lagi dengan WKRI untuk tidak melupakan kasus DBD khususnya di Kota Kupang dan Sikka serta beberapa wilayah di NTT yang sangat tinggi.
"Kita fokus pada Covid tetapi kita juga jangan lupa fokus ke DBD dan itu kita akan mengadakan sosialisasi kepada ibu - ibu untumk mengenal tanda dan gejalanya" ujar Kristina.
Baca juga: Update Covid-19 NTT : Tambah 1 Kasus Positif Hari Ini
Baca juga: SOAL dan JAWABAN TVRI SD Kelas 4-6 Selasa 24 November 2020: Materi Mengenal Bagian Tumbuhan
Baca juga: Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore Sebut DPRD Kota Jangan Main Preman
Baca juga: 15 Tahun Bersama, Valentino Rossi Berpisah dengan Yamaha, Ini Isi Suratnya Perpisahannya, SIMAK!
"Cukup dia mengenal tanda dan gejalanya saja. Kalau dia tahu maka dia bisa dengan cepat menolong anaknya dan membawa ke rumah sakit" pungkasnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi)