Pemda TTS Tak Alokasikan Anggaran Bagi Peternakan Babi Korban Serangan ASF
Akibat keterbatasan anggaran, Pemda TTS pada APBD Tahun 2021 tidak mengalokasikan anggaran bantuan bibit ternak babi
Penulis: Dion Kota | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | SOE - Akibat keterbatasan anggaran, Pemda TTS pada APBD Tahun 2021 tidak mengalokasikan anggaran bantuan bibit ternak babi bagi peternak yang babinya mati akibat diserang virus ASF. Padahal, jumlah ternak babi yang mati akibat serangan virus ASF pada tahun 2020 mencapai angka 3 ribu ekor lebih.
PLT Kadis Peternakan Kabupaten TTS, drh. Dianar Ati mengatakan, pada tahun 2021 pihaknya belum bisa membantu bibit ternak babi untuk para peternak babi yang babinya mati akibat serangan virus ASF.
Dirinya tak menampik, serangan virus ASF pada tahun ini cukup memukul para peternak babi di Kabupaten TTS.
Baca juga: 19.000 Ekor Babi Mati Sia-sia, Pemkab Malaka Belum Berani Programkan Lagi
" Untuk tahun 2020, jumlah babi yang mati akibat serangan virus ASF mencapai 3.000 ekor lebih. Jika dirupiahkan, nominal kerugian akibat serangan ASF mencapai 9 Miliar lebih. Namun karena keterbatasan anggaran, pihak tidak memprogram bantuan bibit ternak kepada para peternak," ungkap Ati kepada POS-KUPANG.COM, Kamis (19/11/2020) di ruang kerjanya.
Hingga saat ini dikatakan Ati, vaksi ASF juga belum ditemukan. Oleh sebab itu, untuk mencegah penyebaran virus ASF di Kabupaten TTS dirinya menghimbau kepada para peternak untuk melakukan beberapa hal.
Baca juga: Terkait Guru Honorer Perbatasan, Anita Gah Minta Pemda Segera Usulkan
Pertama, melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin di kandang babi guna membunuh virus maupun bakteri.
Kedua, peternak dihimbau untuk melakukan bio sekuriti dengan membatasi orang untuk keluar masuk kandang babi.
Ketiga, para peternak diminta untuk memperhatikan pakan ternak babi secara baik. Dan terakhir, para peternak diharapkan untuk menjaga lalu lintas peredaran ternak babi. Terutama ternak babi dari daerah zona merah.
" Sampai saat ini vaksin ASF belum ditemukan karena itu, peternak harus mengantisipasi masuknya virus ASF," imbaunya.
Ditanya terkait asuransi ternak guna memberikan perlindungan terhadap ternak warga jika diserang virus ASF, Ati mengaku, hingga saat ini asuransi yang tersedia hanya asuransi untuk ternak sapi saja. Sedangkan untuk ternak babi belum tersedia asuransinya.
" Asuransi ternak ini merupakan program pemerintah pusat. Saat ini yang ada baru asuransi ternak sapi saja. Sedangkan untuk babi memang belum ada," pungkasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dion Kota)