Tak Rela Timor Leste Merdeka, Milisi Pro Jakarta Rela Mati Demi NKRI, Kekhawatirannya Kini Terbukti

Kemakmuran sebagaimana yang dijanjikan masa itu hanya di angan-angan. Sebab selama dua dekade terakhir, perekonomian Timor Leste sangat buruk.

Editor: Frans Krowin
Grid.id
Timor Leste, Bedera Negara Timor Leste 

Tak Rela Timor Leste Merdeka, Milisi Pro Jakarta Rela Mati Demi NKRI, Kekhawatirannya Kini Terbukti

POS-KUPANG.COM - Sejatinya, pelaksanaan Referendum tahun 1999, telah membawa Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bumi Lorosae memilih menentukan nasibnya sendiri dengan membentuk negara bernama resmi Republik Demokratik Timor Leste. Timor Leste pun merdeka.

Namun 2 dekade usai lepas dari Indonesia, Timor Leste masih terseok-seok membangun perekonomian negaranya.

Melewati banyak masa krisis, kemajuan ditunjukkan Timor Leste dalam mencapai perdamaian dan stabilitas.

Timor Leste juga membangun lembaga demokrasi, memperluas layanan publik hingga menjangkau daerah pedesaan dan terpencil, serta meningkatkan infrastruktur dasar seperti listrik, jalan, dan fasilitas lainnya.

Namun, Timor Leste masih menghadapi banyak tantangan. Salah satunya adalah membangun fondasi pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Rupanya, sisa-sisa 'bumi hangus' milisi pro-integrasi atau pro-Jakarta usai referendum kemerdekaan menjadi salah satu yang membuat Timor Leste sibuk, menghambat fokusnya dalam hal lain.

Praktik bumi hangus itu dilakukan Milisi pro Jakarta hanya untuk mempertahankan wilayahnya Timor Timur agar tetap menjadi bagian dari NKRI atau Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Saking beraninya bertempur melawan saudaranya sendiri, para milisi pro integrasi itu rela melakukan apa saja agar wilayah yang dulunya dikenal dengan nama Timtim atau Timor Timur itu tetap jadi negara Indonesia.

Salah satu hal yang rela dilakukan dan itu diluar keberanian orang Timor Leste, adalah para milisi itu dikabarkan nekad lakukan harakiri sebagai bukti cintanya pada negeri ini.

Mungkin kabar ini sulit dipercaya, tapi itulah kenyataannya. Jika para milisi itu terdesak oleh temannya yang pro kemerdekaan, maka mereka rela menembak dirinya sendiri setelah kemampuannya terkuras untuk menghabisi musuhnya.

Bahwa perjuangan sampai titik darah penghabisan itu tak membawa hasil apa pun. Sebab tanah tumpah darahnya itu tetap merdeka dan kini berganti nama menjadi Timor Leste.

Akan tetapi, buah dari perjuangan itu, adalah pembangunan perekonomian di Timor Leste berjalan sangat buruk.

Kemakmuran sebagaimana yang dijanjikan masa itu hanya di angan-angan. Sebab selama dua dekade terakhir, perekonomian Timor Leste sangat buruk.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved