Opini Pos Kupang
Menghidupkan Lagi Semangat Sumpah Pemuda
HUT Sumpah Pemuda tahun ini dirayakan dalam suasana prihatin akibat Pandemi Covid-19 dan keterpurukan ekonomi sebagai dampaknya
Kedua, ancaman terhadap Pancasila masih tetap ada. Mengingat Pancasila hanya bisa bertahan kalau kadar pengetahuan dan pengamalannya baik, maka mari bertekad membumikan nilai-nilai Pancasila dengan melakukan perbuatan-perbuatan Pancasila (Pancasila in action).
Pancasila tidak bisa sakti karena pidato, seminar, diskusi dan seruan pemimpin, tetapi karena dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi jika nampak dalam keteladanan para pemimpin. Ketiga, korupsi, kolusi, nepotisme dan suap masih merupakan penyakit kronis yang terus menggerogoti kehidupan bangsa dan menyengsarakan rakyat.
Mari bertekad membantu Pemerintah membasmi KKN/Suap dengan mulai dari diri sendiri. Didik anak-anak kita supaya berlaku jujur di rumah, sekolah dan lingkungan masyarakat. Faktor contoh dan keteladanan yang baik dari orang tua, guru, pemuka agama/masyarakat, dan pemimpin di semua tingkatan sangat berperan dalam memerangi KKN/suap.
Akhirnya, semangat juang dan persatuan pemuda dahulu, bisa kita jadikan acuan untuk terus berjuang agar bisa berdisiplin, tidak saja untuk mentaati protokol kesehatan, tetapi juga disiplin dalam hidup, berkarya, berpemerintahan, berbangsa dan bernegara. Memang dibutuhkan perjuangan untuk bisa disiplin, karena disiplin bukan bawaan dari lahir.
Sikap dan tanggungjawab untuk mematuhi tata tertib, peraturan, kaidah dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dan Negara, haruslah ditumbuh kembangkan melalui faktor "ajar" atau pendidikan sejak dini, dirumah, sekolah dan masyarakat.
Disiplin adalah sumber utama kemajuan satu bangsa. Negara Jepang dan Korea yang miskin sumber daya alam, tetapi SDM-nya disiplin dalam sikap dan perbuatan, terbukti merupakan negara-negara maju.
Maukah kita maju dan berkembang ? Tentu, karenanya mari belajar dan berjuang untuk bisa disiplin dalam sikap dan tindakan. Kalau bangsa lain bisa, mengapa kita tidak ? Semoga. (*)