Pasca Merdeka, Timor Leste Bak Neraka, Perempuan Dilecehkan, Disiksa Bahkan Dibunuh Seperti Penjahat
Olehnya, ketika Timor Leste telah merdeka pun, gejolak untuk saling menyerang masih tetap ada sehingga kaum perempuan pun menjadi sasaran amukan.
Laki-laki dipermalukan karena tidak memiliki pekerjaan di negara di mana orang asing kulit putih tampaknya memiliki segalanya untuk mereka, dan kekecewaan mereka telah mengakibatkan meningkatnya Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
"Ada banyak kemarahan sekarang," kata Pires, "karena orang-orang melihat bahwa apa yang mereka perjuangkan tidak terjadi. Sekarang mereka hanya ingin PBB pergi," katanya saat itu.
Dikatakan, selama pendudukan Indonesia, perempuan dipisahkan dari suami dan anak laki-lakinya, dilecehkan dan sering dilecehkan.
Di kamp-kamp pengungsian, yang sebagian besar dihuni oleh wanita dan anak-anak, kondisi kehidupan sangat buruk, dengan kekurangan makanan, sanitasi yang buruk, dan penyakit yang merajalela.
Rakyat Timor Leste Puja Puji Presiden Soeharto
Penyerbuan dan pendudukan Timor Leste dilakukan tahun 1975 saat Indonesia masih dipimpin Presiden Soeharto
Tidak saja menginvasi, pemerintahan era Seoharto juga membangu negara itu agar tidak tertinggal dari provinsi lain di Indoneisa setelah wilayah itu menjadi provinsi termuda dengan nama Timor Timur
Indonesia bukan satu-satunya negara yang pernah menduduki Timor Leste.
Sebelum Indonesia menginvasi Timor Leste di tahun 1975, Portugal lebih dulu menjajah wilayah tersebut bahkan selama ratusan tahun.
Meski begitu, kenangan kelam rakyat Timor Leste terkait invasi Indonesia dan tahun-tahun setelahnya mungkin tidak pernah akan hilang.
Di mata Timor Leste , Indonesia tetap merupakan negara yang memberikan kesengsaraan pada mereka.
Selama 24 tahun pendudukan Timor Leste oleh Indonesia diyakini ribuan orang menjadi korbannya.
Konflik, kelaparan, hingga penyakit merupakan hal yang disebut melatarbelakangi keinginan Timor Leste untuk melepaskan diri dari Indonesia.
Invasi Timor Leste oleh Indonesia sendiri terjadi di masa pemerintahan Presiden ke-2 RI, Soeharto.

Tindakan Soeharto itu disebut mendapat dukungan dari Amerika Serikat, terungkap melalui dokumen rahasia yang dirilis usai Timor Leste merdeka.
Kekhawatiran bahwa ideologi komunis dapat masuk ke Indonesia melalui Timor Leste setelah terjadi di Vietnam , dirasakan oleh AS maupun pemerintah Indonesia saat itu.