Berita Lewoleba Hari Ini
Sehari Warga Lewoleba Hasilkan 1 Ton Sampah, Rumah Guru Bumi Edukasi Anak Cinta Lingkungan
Produksi sampah di Kota Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata ternyata sangat tinggi
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Produksi sampah di Kota Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata ternyata sangat tinggi. Dalam sehari, warga Kota Lewoleba bisa menghasilkan satu ton sampah. Baik itu sampah organik ataupun sampah anorganik.
Demikian yang disampaikan salah satu petugas kebersihan di Kota Lewoleba, Delos saat ditemui di acara edukasi sampah dan lingkungan kepada anak-anak di Kawasan Rayuan Kelapa Timur, Kota Lewoleba, Minggu (18/10/2020).
Delos yang juga anggota Trash Hero Chapter Lembata ini mengungkapkan setiap hari sampah yang diproduksi warga Kota Lewoleba bahkan mencapai satu ton lebih. Delos bisa memastikan jumlah satu ton sampah itu karena para petugas kebersihan selalu membawa alat timbang untuk menghitung volume sampah per hari yang berhasil diangkut.
Baca juga: Target Jadikan Desa Unicorn Kades Wetana Sumba Barat Siap Kembangkan Padi Gogo 500 Ha
Delos berpendapat armada sampah dan petugas kebersihan di Kota Lewoleba masih sangat terbatas.
Petugas kebersihan di Kota Lewoleba hanya 16 orang dengan fasilitas 7 bentor, dan hanya dua mobil sampah saja.
"Proses angkut sampah juga tidak tiap hari dilakukan dan ada tempat tertentu tidak bisa tiap hari mungkin seminggu sekali," ungkap Delos.
Baca juga: Mobil Dinas Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 744/SYB Seruduki Belasan Motor Warga
Disampaikannya, fenomena inilah yang kemudian dilihat sebagai ancaman oleh Komunitas Rumah Guru Bumi dan Trash Hero Chapter Lembata.
Oleh sebab itu, mereka kini sudah mulai melakukan edukasi kepada anak-anak di Kota Lewoleba untuk bisa mencintai lingkungan dengan meminimalisasi penggunaan sampah plastik. Anak-anak mulai diberi pengetahuan perihal bahaya sampah plastik bagi keberlangsungan lingkungan.
"Kalau Trash Hero itu kita berupaya menekan penggunaan sampah plastik dan ajar anak-anak untuk kalau ke kios tidak boleh terima plastik. Sekarang ini kita belum nampak tapi ke depan anak anak ini jadi ujung tombak lingkungan," tambahnya.
"Sampah di Lembata itu belum seperti di kota besar tapi dari awal kita harus beri edukasi kepada masyarakat khususnya anak anak," ujar Delos.
Koordinator Rumah Guru Bumi, Theresia Wi, menjelaskan edukasi kepada anak-anak yang diselenggarakan petang hari itu di bilangan Rayuan Kelapa Timur merupakan kolaborasi antara Trash Hero Chapter Lembata dan Rumah Guru Bumi.
Mereka melakukan edukasi kepada anak-anak tengang bahaya sampah plastik dan apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan dan mewarnai gambar bertema lingkungan hidup.
Puluhan anak yang mengikuti kegiatan itu tampak antusias menyaksikan video edukasi yang ditampilkan anggota Trash Hero. Mereka juga diajarkan bagaimana caranya membuat tas ramah lingkungan dari pakaian bekas.
Menurut Theresia, edukasi lingkungan ditujukan kepada anak-anak kecil karena mereka punya rasa ingin tahu yang tinggi tentang alam dan sampah.
"Respon anak-anak sangat luar biasa. Mereka ingat apa yang mereka harus buat, apa yang diajarkan," tambahnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)