Petani Waikomo Bangun Komitmen Topang Kebutuhan Pangan di Lembata

Perhimpunan Petani Pemakai Air ( P3A) Daerah Irigasi Waikomo yang berada di Kelurahan Lewoleba Barat mulai membangun komitmen bersama

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
Lurah Lewoleba Barat Mikael Ladjar (baju putih masker hitam) berpose bersama kelompok Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A) Daerah Irigasi Waikomo di Kantor Kelurahan Lewoleba Barat, Jumat (9/10/2020). 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Perhimpunan Petani Pemakai Air ( P3A) Daerah Irigasi Waikomo yang berada di Kelurahan Lewoleba Barat mulai membangun komitmen bersama untuk membenahi lagi mekanisme kerja petani agar lebih produktif.

Bersama Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Lurah Lewoleba Barat Mikael Ladjar, sejumlah program mulai digagas untuk diwujudnyatakan.

Beberapa program itu di antaranya mendirikan kantor sekretariat atau balai pertanian, mendirikan lumbung padi, pengembangan usaha tani dan membuat spot wisata sawah Waikomo.

Ini Penilaian DPRD Sumba Timur Terkait UU Cipta Kerja

Lurah Lewoleba Barat Mikael Ladjar, menjelaskan saat ini Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A) Daerah Irigasi Waikomo bersama pemerintah kelurahan sudah berencana untuk mendirikan sebuah rumah atau kantor sekretariat P3A di wilayah Waikomo.

Menurut Mikael, selama ini kantor sekretariat kelompok tani ini tidak ada dan rupanya fasilitas semacam ini cukup vital mendukung kerja-kerja petani.

Paket Hery-Heri Langgar Protokol Kesehatan Saat Kampanye, Bawaslu Manggarai Beri Surat Peringatan

Kantor sekretariat ini menurut Mikael akan punya banyak manfaat bagi produktivitas para petani.

Kantor sekretariat atau balai pertemuan bisa jadi tempat para petani menyampaikan aspirasi, mengadakan pertemuan, mengurus dokumen atau administrasi pertanian dan bahkan menyimpan alat-alat pertanian.

"Selama ini rapat dilakukan di pondok-pondok petani di sawah atau langsung di rumah petani saja, padahal lahan untuk bangun kantor itu ada," ujar Mikael di Kantor Kelurahan Lewoleba Barat, Jumat (9/10/2020).

Dia berujar alat mesin pertanian yang diberikan pemerintah kepada kelompok P3A juga bisa masuk terlebih dahulu di sekretariat untuk diinventarisasi, digunakan para petani lalu kemudian bisa disimpan kembali di gudang kantor tersebut.

Hal ini penting karena kenyataan selama ini banyak alat pertanian dari pemerintah diberikan langsung kepada kelompok tani di sawah atau rumah mereka.

Lalu alat-alat itu dibiarkan merana begitu saja sampai sekarang tanpa didata.

Mikael menerangkan lahan untuk mendirikan kantor sekretariat P3A selama ini sudah ada dan tinggal dimanfaatkan saja.

Lebih jauh, sebagai lurah, Mikael juga ingin mengembangkan usaha tani dan membicarakan hal-hal berkaitan dengan bagaimana kelompok tani dapat berkembang menjadi lebih baik.

Lalu bagaimana hasil pertanian bisa menopang kebutuhan pangan masyarakat Kabupaten Lembata saat rawan pangan melanda setiap tahun.

"Dalam skala kabupaten saya menghendaki hasil pertanian petani Waikomo dapat mengatasi rawan pangan di kabupaten Lembata. Penyuluh selama ini sudah ada dan pendampingan juga ada. Tinggal kita atur lagi," paparnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved