Opini Pos Kupang

Membangun Kota Pasca Pandemi Covid-19

Kejadian luar biasa yang dipicu oleh pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 ini telah menggerogoti hampir seluruh sendi kehidupan sosial masyarakat

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Membangun Kota Pasca Pandemi Covid-19
Dok
Logo Pos Kupang

Oleh: Don Ara Kian, Arsitek & Urban Designer Staf Pengajar pada Prodi Arsitektur Unwira Kupang

POS-KUPANG.COM - Kejadian luar biasa ( force mayor) yang dipicu oleh pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 ini telah menggerogoti hampir seluruh sendi kehidupan sosial masyarakat pada semua level termasuk pengelolaan kota.

Dan dampak dari kejadian ini akan memberikan warnah baru kehidupan ruang kota di masa mendatang. Pandemi yang di hadapi hari ini akan terus menjadi bahan referensi bagi perencanaan dan perancangan kota masa depan agar menjadi lebih layak huni dan Berketahanan serta Berkelanjutan/Sustainamble.

Sejarah mencatat wabah penyakit ikut membentuk perkembangan ruang/spasial kota. Pemerintah Kota London memperbaiki jaringan drainase kota pada pertengahan abad ke-19 untuk menanggulangi wabah kolera. Wabah kolera juga pernah menyerang Kota Jakarta (Batavia saat itu) di awal abad ke-19.

Koramil dan Polsek Reo Gelar Operasi Yustisi, Warga Tidak Pakai Masker Diberi Sanksi Push Up

Hal ini mendorong pemindahan pusat kota lebih ke selatan ke daerah Weltevreden (Lapangan Banteng). Di Kota Kupang, peristiwa kekerasan pada 1998, setidaknya tidak hanya mengubah lansekap kota yang terpolarisasai berdasar suku dan ras, tetapi juga perilaku warganya.

Gambaran singkat di atas menunjukan bahwa ruang kota pasca pandemi Covid-19 sebagai wabah, akan mengalami perubahan paradigma dalam pengelolaan terutama dalam rancang ruang kotanya.

Berbagai prediksi aktivitas dominan yang menjadi menjadi aktivitas new normal telah di lakukan di antaranya; lebih banyak interaksi contactless, memperkuat infrastruktur digital, pemantauan dilakukan dengan IoT atau Big Data, pengembangan obat yang diaktifkan AI (Artificial intelegence), telemedicine, lebih banyak belanja online, lebih banyak belanja online, pengembangan esports.

Lambok Siregar Sebut PLTU Ropa Ende Tidak Diwajibkan Memiliki Amdal, Ini Alasannya

Dan, menurut prediksi saya keseluruhan aktivitas di atas akan didominasi oleh kelompok masyarakat yang sudah terbiasa dengan teknologi IT, terkhusus pada segmen anak-anak muda yang progresif serta melek dengan teknologi. Karena itu bisa jadi masa depan kota dunia adalah masa depanya kelompok umur ini, sehingga alokasi ruang kota dalam rencana dan rancangan ruang kota memang harus lebih banyak mengakomodasi aktivitas warga kota yang dinamis utamanya anak muda.

Belajar dari Pengalaman

Pada 187 negara yang terdampak Covid-19, hingga saat ini sudah mencapai angka tiga juta lebih orang terpapar, isu penanganan pandemi menukik pada persoalan teritorial dan tarik ulur peran pemerintah pusat/daerah dengan pemerintah lokal kota/kecamatan mulai terbuka.

Di Indonesia kita bisa saksikan dengan penerapan kembali PSBB di Ibukota Jakarta yang dapat berdampak langsung pada wilayah aglomerasinya yakni Jabodetabek telah banyak menuai pro dan kontra atas kebijkan ini.

Karena di samping aspek politis antar-pemimpin, kita melihat usaha mengendalikan pandemi ini sangat erat kaitannya dengan sebaran pandemi secara ruang/spasial. Sebagian besar birokrasi kota fokus pada manajemen red zone, dan melaksanakan contact tracing yang harus mewakili luas kotanya. Semua initiatif-inisiatif kedaruratan ini harus dilakukan di tengah keterpurukan ekonomi.

Dalam disiplin ilmu perkotaan, pandemi adalah kejadian luar biasa yang "anti-tesis kota". Semua ukuran-ukuran dalam mengatasi pandemi seperti social distancing maupun contact tracing, menyebabkan pemakaian ruang yang lebih boros.

Demikian halnya dengan rasio penduduk per ruang aktifitas yang luas, penutupan fasilitas sosial dan publik seperti taman dan lapangan olahraga, penyelenggaraan utilitas, dan trasportasi publik dengan low capacity.

Padahal, ciri kota adalah densitas, atau kepadatan penduduk ideal per hektar, yang memungkinkan masyarakat berinterkasi sehingga kota dapat bertumbuh dan berfungsi sebagai kutub pertumbuhan dan pusat kekuasaan de facto.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved