Ini Pesan Bupati Don Saat Audiens dengan Pemenang Lomba Menulis Surat untuk Bupati Nagekeo
Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do, melakukan audensi bersama pemenang lomba menulis surat untuk Bupati Nagekeo
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
Bagus, Clara sudah bicara jujur.
Clara mau ngomong apa sama Bupati, poin-poin yang mau disampaikan? tanya Bupati Don.
"Saya hanya ingin sekolah kembali dan ingin bertemu guru dan teman teman," ujar Clara sambil berderai air mata dipipinya.
Lebih lanjut Bupati mengatakan,
terkait dengan ini, dirinya mau menegaskan kepada kita semua, agar anak-anak jangan dilatih untuk berbohong.Tanamkan kejujuran pada anak.
Ia meminta para guru bisa mengunjungi salah satu Taman Baca Pelangi di SDI Dhawedori atau SDI Danga.
Selain lihat model perpustakaannya juga bisa mengetahui kategori nilai atau level kemampuan baca pada anak ada 6 level.
Mulai dari jenjang kumbang, burung, ikan, rusa, singa sampai paling tinggi gajah. Level gajah itu anak bisa menceriterakan kembali dengan kata katanya sendiri.
"Ngajar anak dengan nilai yang betul, best value. Jangan pernah membiarkan value yang buruk ditanamkan pada anak. Jujur itu penting. Kata kata jangan copy paste, harus dari diri kalian sendiri, itu baru punya kekuatan. Ketika kamu membaca dari kata kata yang lahir dalam hati itu kuat sekali, tapi kalau copy paste sangat loyo tidak nendang kata katanya," ujarnya.
Ia mengaku berkeliling melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah, yang disampaikan guru dan kepala sekolah itu hanya bicara kurang, bicara pagar, tidak pernah bicara level kemajuan belajar anak.
"Padahal duit yang dikeluarkan adalah untuk bagaimana anak ini. Ibarat kerja di sawah kita hanya memikirkan hal lain tapi lupa memikirkan lumbung padi. Sekolah ini dibangun untuk anak," ujarnya.
Ia mengaku agar ini menjadi perhatian semua pihak.
"Sepintas yang umum tadi saya masih sedikit meragukan nilai, valuenya. Tolong perhatikan ini sesuatu yang otentik pada anak. Kalau kita bangga pada anak itu ada dasarnya bukan lebih pada sesuatu yang dipoles," tegasnya.
Ia menyebutkan kebijakan di kota besar khususnya daerah Jawa sudah ada kebijakan baru; zona penerimaan siswa-siswi, dan zona itu memungkinkan mayoritas siswa yang dekat dengan fasilitas. Kita di sini fasilitasnya kurang.
Ia menyebutkan pandemi Covid-19 yang dialami seluruh dunia. Makanya kepada kita dihimbau untuk beradaptasi dengan pandemi Covid-19.
"Kita memang harus move, bergerak dari kebiasaan lama ke kebiasaan baru. Covid 19 ini mewakili seluruh penyakit penyakit terutama Tuberculosis/TB yaitu penyakit yang bertransmisi melalui udara. OAT (Obat Anti TB) sudah 40 tahun lebih tidak ada ada riset baru. TB Penyakit yang dapat menyerang dan tertular pada siapa saja, sehingga dalam kebijakan umum di dunia ini, tidak ada negara satupun yang mampu membiayai riset obat TB baru. TB sekarang ini, sudah ada penularan baru yaitu pada anak-anak dan remaja kena TB. Ini laporan dari Rumah sakit kita yang sudah ada dokter spesialis anaknya. Kita harapkan penularan baru TB ini dapat terkontrol, yang batuk pilek biasa juga nanti terkontrol," ujarnya.
Ia menyatakan cara belajar baru itu yang harus diterapkan.Tidak cengeng. Tidak bisa berharap hidup kembali ke belakang. Jangan pernah mimpi hidup kembali pada kondisi lama, kerena kondisi baru bergerak terus.