Ini Pesan Bupati Don Saat Audiens dengan Pemenang Lomba Menulis Surat untuk Bupati Nagekeo

Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do, melakukan audensi bersama pemenang lomba menulis surat untuk Bupati Nagekeo

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
Dok. Humas Nagekeo
Suasana kegiatan di kantor Bupati Nagekeo, September 2020. 

"Kita Nagekeo saat ini zona hijau. Tapi terus dalam ancaman merah. Kenapa? Jika kita tidak mentaati protokol pemerintah. Adanya mobilisasi manusia, barang dan jasa maka kita lebih berhati-hati," ujarnya.

Ia menyebutkan pekerja migran Indonesia gelombang dua, yang dipaksa pulang ke Indonesia, mereka melewati beberapa tempat yang masuk zona merah, terakhir ini klaster bali.

Sementara itu Manager WVI Area Program Nagekeo-Ngada (AP-Nada), Otis Kawer Wakerkwa pada kesempatan itu menyampaikan;
terima kasih kepada Bupati Nagekeo atas waktu yang diberikan, sehingga dapat mendengar langsung suara anak Nagekeo.

Ia menyampaikan sebagai yayasan sosial kemanusiaan, fokus kami pada pengembangan anak. Terkait dengan pandemic Covid-19 ini ada dua kelompok yang rentan dan perlu didengarkan yaitu kelompok anak-anak dan perempuan.

"Kami setuju dengan yang disampaikan oleh bupati bahwa seringkali pesan yang disampaikan adalah request, pesan orang tua atau guru tapi dipakai polesan nama anak. Nah itu juga tidak baik. Anak adalah manusia dia punya pikiran dan merasakan sesuatu pada saat pandemi ini yang tidak pernah dirasakan sebelumnya,"ujarnya.

Oleh karena itu lanjut dia, pihaknya bekerja sama dengan forum anak dan Dinas PMD-PA membawa suara anak Nagekeo dan anak berbicara sendiri ke Bupati dan bisa melihat betul atau tidak anak yang sampaikan atau bukan.

"Ke enam peserta ini adalah yang terbaik hasil seleksi. Yang diseleksi bukan soal ejaan Bahasa Indonesianya baik atau tulisannya panjang, tetapi soal originalnya surat ini apakah anak yang sampaikan atau tidak. Dan yang paling dimengerti adalah ini anak yang ngomong," ujarnya.

Ia menyebutkan kejujuran menjadi modal yang sangat penting. Dan kalau kita tidak mulai dari kejujuran maka kita sulit melihat persoalan inti dan bergerak maju.

"Kami berharap suara mereka yang sudah ditulis bisa didokumentasikan dan bisa diserahkan supaya ketika ada kebijakan terkait pandemi covid-19 suara suara anak ini bisa menjadi perhatian. Apa bila kita menyebarkan kepada anak dengan program yang baik, maka Nagekeo punya masa depan yang baik," ujarnya.

Sebelum mengakhiri audiens, Bupati Don kembali menegaskan beberapa hal.

Saat ini, keluhan utama anak- anak adalah kontak langsung dengan guru dan teman temannya yang minim sekali.

"Saya ingin Kabid SD dan SMP membuat desain untuk spesifik lokasi, zona dimana mereka bisa bertemu dengan guru di sekolah dengan manajemen sekolahnya oleh kepala sekolah," tegasnya.

Ia mengatakan metode yang dilakukan adalah datangi, diskusi dan menyelesaikan persoalan dilapangan, datang kesana, panggil guru dan kepala sekolah berbicara apa persoalannya.

"Dan saya minta para guru dalam situasi sekarang ini bisa membuat penilaian level belajar setiap anak. Setiap anak di buat penilaian sehingga saya sangat yakin pendekatan akan sangat spesifik.
Bicara Sekolah Dasar ada guru kelas, berapa banyak guru yang ada dan pasti talenta masing-masing guru bisa keliatan untuk bisa mendekati anak yang butuh pendampingan extra juga guru mata pelajaran," ujarnya.

Ia menyebutkan pandemi Covid ini kita punya waktu dan membuat metode belajar mengajar sehingga betul menjawab kebutuhan anak anak yang kita sudah abaikan selama ini.  "Saya minta kita cepat keluar dari box," tegasnya.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved