Opini Pos Kupang
Travel Agent di NTT dan Momen Pandemi Covid-19
Di dalam bisnis perjalanan (baik umum maupun wisata) kita mengenal istilah Travel Agent (TA) dan Tour Operator (TO)
Oleh : Abed Frans*
POS-KUPANG.COM - Di dalam bisnis perjalanan (baik umum maupun wisata) kita mengenal istilah Travel Agent (TA) dan Tour Operator (TO). Sebenarnya antara Travel Agent dan Tour Operator tersebut ada dibawah satu ijin usaha yaitu biro perjalanan (tour & travel) yang perijinannya melalui dinas pariwisata.
Akan tetapi karena sasaran bisnis yang lebih spesifik, banyak orang termasuk para pemilik travel agent itu sendiri hanya beranggapan bahwa travel agent itu hanya khusus menjual dokumen perjalanan (tiket) saja.
Hal ini menyebabkan mereka berkonsentrasi hanya pada penjualan tiket saja. Apalagi pada saat beberapa tahun ke belakang dimana pariwisata belum menjadi perhatian utama pemerintah dan dunia penerbangan belum banyak terjadi persaingan yang sengit seperti saat ini, seolah membius para pengusaha biro perjalanan untuk hanya menjual tiket perjalanan saja.
• Kepsek SMA Katolik Sint Carolus Penfui Pertanyakan Alasan Guru Honor Belum Menerima BLT
Komisi penjualan tiket penerbangan yang menggiurkan saat itu membuat banyak pengusaha travel agent di NTT tidak sempat berpikir bahwa bidang pariwisata juga merupakan lahan yang bisa mereka garap sekaligus disamping penjualan tiket. Padahal dalam kenyataan nya bidang perjalanan wisata (ke seluruh penjuru dunia pun) bisa saja mereka tangani sekaligus.
Untuk perusahan yang khusus menukangi bidang perjalanan umum atau wisata ini sering kita sebut dengan tour operator. Sedangkan bagi perusahan yang menangani baik penjualan tiket maupun perjalanan umum atau wisata dalam satu paket, biasa disebut dengan tour & travel. Inilah sebenarnya apa yang dinamakan biro perjalanan tersebut.
• Kapolda NTT Minta Bawaslu dan KPU Perketat Penerapan Protokol Kesehatan
Banyak orang beranggapan bahwa dengan adanya penyebaran virus covid 19 mematikan banyak bisnis, termasuk bisnis tour & travel. Itu betul, tetapi khusus untuk bisnis travel agent sebenarnya sudah mulai berjatuhan jauh sebelum adanya virus corona.
Travel agent, yang hanya mengandalkan pemasukan dari komisi penjualan tiket penerbangan atau pelayaran (bahkan voucher hotel) sebenarnya sudah mulai mati suri sejak dunia digital mulai deras memasuki system booking penerbangan, pelayaran dan hotel.
Platform digital yang memudahkan cara pemesanan dan pembayaran tiket perjalanan dan hotel menyebabkan para pengguna jasa penerbangan dan pelayaran menjadi jauh lebih mudah untuk memesan dan membayar tiket perjalanan mereka.
Hal ini diperparah dengan makin maraknya persaingan di bidang maskapai penerbangan yang memaksa mereka (maskapai) untuk memangkas biaya-biaya yang dianggap merugikan bisnis mereka agar tetap dapat eksis dalam persaingan merebut hati para konsumen.
Hal ini menyebabkan komisi penjualan untuk travel agent selalu diperkecil dari waktu ke waktu. Akibatnya banyak travel agent menjadi kehilangan pelanggan termasuk pelanggan setia mereka.
Bisa ditebak akibat selanjutnya adalah travel agent menjadi kesulitan membayar gaji karyawan dan memenuhi abonemen rutin perusahaan. Tahap selanjutnya adalah PHK yang tidak terhindarkan dan setelah itu travel agent tersebut hilang dari rimba bisnis perjalanan.
Tidak sedikit pengusaha travel agent di NTT terutama di Kota Kupang yang putus asa dan berbelok mencari peruntungan pada bisnis lainnya. Dalam keadaan seperti ini travel agent yang berbasis digital online dengan modal yang cukup besar mengambil alih peranan travel agent konvensional dalam era digital ini.
Lantas apa hubungannya masa pandemi Covid-19 ini terhadap para tour & travel? Khusus bagi para travel agent, yang memang sebenarnya mati bukan karena pandemi ini tetapi memang sebagian besar sudah kolaps jauh sebelum pandemi Covid-19 ini, maka masa-masa ini bisa digunakan untuk bisa kembali mengatur strategi baru dengan tenang agar bisa bangkit kembali dengan strategi bisnis yang baru.
Saat ini hampir semua bidang bisnis sedang mati suri, tidak hanya di bidang biro perjalanan. Dan tentunya kita semua berharap pandemi akan segera berakhir. Pada saat itu tentunya semua akan memulai dari awal lagi (restart).