Rumah Kumuh Arek Disulap Relawan Taman Daun Lembata Jadi Rumah Layak Huni Dengan Gemohing
Sebuah rumah kumuh Mama Arek disulap Relawan Taman Daun Lembata jadi rumah layak huni dengan gemohing
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Sebuah rumah kumuh Mama Arek disulap Relawan Taman Daun Lembata jadi rumah layak huni dengan gemohing
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Agatha Arek atau yang biasa disapa Mama Arek, kurang lebih telah 30 tahun lamanya tinggal di sebuah rumah kecilnya yang lebih menyerupai pondok di kebun di Desa Leudanung, Kecamatan Omesuri, Kab. Lembata.
Bagi sebagian orang yang tak tahu, banyak yang mengira pondok kecil itu adalah rumah singgah ketika berada di kebun, namun ternyata itu adalah rumah yang ia tempati bersama dengan dua orang anak perempuannya dan enam cucunya.
• BNN NTT Lakukan Pemeriksaan Bebas Narkoba Pasangan Bacabup Ngada
Pondok kecil tersebut tidak layak disebut sebagai rumah karena tidak memiliki jendela, atap rumah, pintu, toilet dan juga tempat tidur yang layak.
Setiap hari mereka harus tidur di atas bale-bale dari bambu yang beratapkan daun lontar. Apa yang sebenarnya membuat Mama Arek dan keluarga bisa tinggal di pondok kecil tersebut selama itu? Ternyata memang karena kondisi ekonomi yang sangat pas-pasan yang ia dapatkan dari hasil kebun yang dimilikinya.
• BRI Cabang Kefamenanu Gelar Undian Panen Hadiah Simpedes
Pendapatannya pun tak sampai 300.000 per bulan dan harus digunakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup 9 orang yang tinggal di dalamnya.
Keseharian mama Arek adalah berkebun dan dia akan menjual hasil kebunnya yang berupa kemiri, asam, dan mente ke Pedagang Kaki Lima (PKL) di pasar setiap selesai panen.
Anak Mama Arek pun dua-duanya tidak bekerja sehingga mereka sangat bergantung dengan penghasilan yang didapatkan dari hasil kebun mereka tersebut.
Namun, Mama Arek dan keluarga selama ini juga sering mendapatkan bantuan dari keluarga dekatnya yang ada di Desa Leudanung yang berada di tengah kampung tersebut.
Bapak Lukas (62 tahun) adalah saudara laki-laki Mama Arek dan selalu membantu kebutuhan sehari-harinya.
Relawan dari Taman Daun yang mengetahui kondisi Mama Arek beserta keluarganya dari salah satu teman yang tinggal di daerah tersebut, langsung memutuskan untuk melakukan survei terlebih dahulu sebelum membongkar rumahnya di kebun untuk dilakukan bedah rumah.
Survei dilakukan selama dua kali dan setelah yakin bahwa kondisi Mama Arek sangat membutuhkan, maka pada tanggal 10 September 2020 relawan Taman Daun berangkat dari Lewoleba menuju ke Leudanung untuk membangun rumah barunya yang berada di lahan Bapak Lukas (saudara laki-laki Mama Arek).
Selama proses pengerjaan pembangunan rumah, Taman Daun menggunakan sistem gemohing atau gotong royong yang memang telah menjadi tradisi dan budaya Lamaholot dalam kehidupan sehari-hari.
Gemohing yang kini mungkin sudah jarang terdengar di kalangan generasi muda, kini saatnya menghidupkan kembali dan menerapkan nilai-nilai kebersamaan yang ada di dalamnya. Karena gemohing ini, kegiatan pembangunan rumah selesai dalam jangka waktu empat hari (14 September 2020).
Pada tanggal 15 September 2020, Taman Daun beserta dengan masyarakat desa Leudanung meresmikan rumah barunya dengan melakukan pemberkatan rumah kemudian menjemput Mama Arek ke rumah baru.