Wanita Sikka ini Jadi Motivator dan Pembina Para Penenun Ikat di Nangahure

Wanita kelahitan Kabupaten Sikka Maria Reineldis Lebi, sudah sejak tahun 2012 menjadi motivator dan pembina bagi para penenun ikat tradisional

Penulis: Aris Ninu | Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Wanita Sikka ini Jadi Motivator dan Pembina Para Penenun Ikat di Nangahure
ISTIMEWA
Kelompok tenun ikat di Nangahure, Kelurahan Hewuli, Kabupaten Sikka binaan Maria Reineldis Lebi.

POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Wanita kelahitan Kabupaten Sikka Maria Reineldis Lebi,  sudah sejak tahun 2012 menjadi motivator dan pembina bagi para penenun ikat tradisional di Nangahure, Kelurahan Hewuli, Kecamatan Alok Barat.

Kecintannya pada tenun ikat membuat ia menggerak kaum ibu di Nangahure agar jangan berdiam diri di rumah saja. Selain itu, ia ingin kaum ibu bisa berguna dengan menghasil hasil karya melalui pekerjaan menenun.

Bupati Sumba Barat, Pengecer BBM Membandel Ditindak Tegas Sesuai Hukum Berlaku

Kaum ibu yang ia bina pada umumnya adalah ibu-ibunya yang suaminya bekerja sebagai nelayan.

"Saya sejak 2012 sudah mendampingi kaum ibu di tempat saya tinggal. Semua hasil karya tenun ikat alamiah para ibu saya promosikan di butik saya di Nangahure. Saya lalu promosi tenun ikat hasil karya para ibu-ibu kepada teman-teman saya. Kegiatan menenun bagi kaum ibu yang saya dorong terus menenun bertujuan mengangkat harkat dan martabat penenun di Sikka agar terus dilestarikan dan dipertahankan. Bagi saya para penenun di Sikka harus dipromosikan dan dibina agar terus berkembang. Jangan biar mereka berkarya sendiri tanpa ada yang membantu mempromosikan hasil karya mereka. Semua hasil tenun ikat saya promosikan di Butik Jay Puteri Nangahure, Kelurahan Wuring," kata Neldis, nama panggilan Maria Reineldis Lebi saat ditemui POS-KUPANG.COM di Maumere, Kamis (6/8/2020) pagi.

Karyawan Swasta di Malaka Gembira Kebijakan Bansos dari Presiden

Ia menjelaskan, pada tahun 2019 hasil tenun ikat yang ia promosikan mendapat kunjungan dari enam negara. Yang mana semua hasil keuntungan yang ia promosikan uangnya diberikan kepada para penenun.

"Saya tidak mau harga tenun ikat di Sikka harga terlalu murah dan juga terlalu mahal. Artinya apa yang dihasilkan harus diharga dengan pas sesuai jerih payah para penenun. Para ibu-ibu saya bina dalam kelompok. Kalau ada pesanan saya berikan keuntungan kepada para ibu," ujar Neldis, yang berprofesi sebagai ASN.

Wanita yang mengaku kegiatannya di luar aktivitas murni ingin membantu kaum ibu di Nangahure telah membantu para ibu rajin dan semangat menenun.

"Selain menenun, saya juga menyiapkan beberapa kerajinan tangan dari sisa-sisa tenunan. Kain-kain hasil jahitan saya kumpulkan lalu ada kaum ibu yang menjadi aneka gelang, tempat simpan HP dan tas kecil," papar Neldis.

Ia berharap para penenun di Sikka terus berkarya karena hasil tenunan adalah warisan leluhur yang bisa membantu ekonomi keluarga. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved