Kota Kupang
Video- Selama Bertahun-Tahun Dua Keluarga di Kota Kupang Huni Rumah Darurat Bekas Simpan Pakan Ayam
Dua kepala keluarga di Kelurahan Belo, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, masing-masing Dalton Sitanjak dan Maranatha Silaban, tinggal di rumah darurat.
POS-KUPANG.COM, KUPANG—Dua kepala keluarga di Kelurahan Belo, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, masing-masing Dalton Sitanjak dan Maranatha Silaban, selama ini tinggal di sebuah rumah darurat bekan penyimpanan pakan ternak ayam.
Kedua keluarga itu merupakan warga RT 06, RW 03, Kelurahan Belo, kecamatan setempat ini terpaksa tinggal di bangunan darurat, bekan tempat penyimpanan pakan ternak ayam.
Dalton Sitanjak merupakan seorang kepala keluarga yang profesi sebagai tukang ojek online ini, bersama istri dan anaknya menempati bangunan tersebut sejak 13 Maret 2018 silam.
Sementara Maranatha Silaban yang berprofesi sebagai buruh kasar, sudah terlebih dahulu menempati bekas menyimpan pakan hewan tersebut lebih dahulu yakni sejak delapan tahun lalu bersama istri dan anaknya.
Kedua kepala keluarga itu kesulitan mendapatkan rumah tinggal yang layak karena itu mereka berharap pemerintah bisa membantu mereka untuk rumah yang layak.
Kedua kepala keluarga di wilayah RT 06, RW 03, Kelurahan Belo ini berharap bisa mendapat perhatian dari pemerintah.
Hal ini bertujuan agar kedua KK ini bisa mendapatkan tempat tinggal yang leyak huni. Pasalnya selama ini terpaksa harus menetap dalam kurun waktu 5 tahun di rumah bekas menyimpan pakan ternak ayam.
"Kita orang susah, kita berharap dapat bantuan dari pemerintah dan beasiswa juga untuk anak-anak," demikian Maranatha Silaban kepada POS-KUPANG.COM, di lokasi itu, Sabtu 01 Agustus 2020.
• Video-Puluhan Hewan Qurban Disembelih Saat Perayaan Idul Adha di Sumba Barat Daya
• Video-VIRAL Youtuber Edo Putra Bagikan Daging Kurban Idul Adha, Ternyata Isinya Sampah!
• Video-VIRAL! Pembantu Rumah Tangga Masukin Masker Majikan ke Celana Dalam, Tonton Videonya!
Menurut Silaban, pihaknya terpaksa meminta bantuan kepada pemilik tanah untuk menempati rumah bekas penyimpanan pakan ternak itu. Hal ini disebabkan kesulitan membayar sewa rumah.
"Kalau ada kedukaan kita sering ikut serta. Selain itu, kegiatan keagamaan dan kegiatan lingkungan juga kita selalu ikut," pungkas Silaban.
Sebagai seorang buruh bangunan, Silaban kini kesulitan membiayai kebutuhan hidup keluarga. Hal ini disebabkan pihaknya telah kehilangan pekerjaan sejak dilanda pandemi Covid-19.
Menjual Asam Jawa untuk bisa membeli beras adalah satu-satunya harapan yang dilakukan oleh Silaban, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga biaya pendidikan anak-anaknya.
Dikatakannya, "Sudah dua bulan ini saya tidak kerja. Jadi tidak ada pemasukan untuk beli makan minum."
Sebelumnya, Silaban pernah mengontrak sebuah rumah untuk menetap bersama keluarganya. Namun tuntutan ekonomi yang kian hari terus meningkat membuatnya tak mampu membayar kontrakan.
Akibatnya tidak bisa mengontrak rumah untuk ditinggali sekeluarga, Silaban, kemudian melakukan pendekatan kepada Marelan Harianja sebagai pemilik tanah dan rumah darurat tersebut untuk diberi ijin menumpang.